H1 2024, Laba Pertamina International Shipping Naik 103% Jadi Rp4,32 T
Pendapatan ditargetkan berlipat tiga dalam 10 tahun.
Jakarta, FORTUNE - PT Pertamina International Shipping (PIS) membukukan laba sebesar US$ 280,9 juta atau setara dengan Rp4,32 Triliun di paruh pertama tahun 2024. Angka tersebut melonjak 103% dibanding periode yang sama pada tahun lalu yang berada di angka US$ 138,5 juta.
Perolehan laba hingga Juni ini sekaligus melewati RKAP tahun 2024, yang ditargetkan sebesar US$ 267,1 juta hingga akhir tahun ini.
“Dengan capaian ini, PIS optimistis kinerja tahun ini bisa melampaui tahun 2023. Tentunya tidak hanya dari sisi laba, tapi juga dari sisi pengembangan bisnis lainnya mulai dari perluasan pasar internasional, penambahan armada tanker, dan lainnya,” ujar Corporate Secretary PIS Muh. Aryomekka Firdaus di Jakarta, Kamis (5/9).
Ia menyebutkan, selama pertengahan tahun pertama ini PIS membukukan sebesar US$ 1,72 miliar, naik 6% dibanding semester pertama tahun 2023 sebesar US$ 1,62 miliar. Sementara itu, EBITDA naik 28% dari US$ 458,4 juta di semester pertama tahun lalu menjadi US$ 587,5 juta.
Target pendapatan
Tak puas dengan capaiannya saat ini, PIS juga memiliki rencana jangka Panjang untuk mengembangkan bisnisnya. Aryomekka mengatakan, PIS menargetkan pendapatan bisa mencapai US$ 8,9 miliar dalam 10 tahun.
Target pendapatan yang mencapai tiga kali lipat dari kinerja 2023 itu akan bersumber dari pasar dalam negeri maupun pasar internasional. "Target kami masuk 10 besar dunia dengan pendapatan US$ 9 miliar. Ke depan kita ingin meningkatkan pangsa pasar sampai 55% tanpa mengurangi market share domestik," kata Aryomekka di Jakarta, Kamis (5/9).
Terbaru, PIS baru saja meresmikan kantor perwakilan di London, Inggris, untuk meluaskan pasar ke Eropa. Sebelumnya, PIS juga telah membuka kantor di Singapura untuk melayani pasar Asia Pasifik dan di Dubai untuk pasar Timur Tengah.
Aryomekka menyebut, pasar internasional tumbuh signifikan dengan kontribusi mencapai 19% dan sisanya sebesar 81% bersumber dari pelayaran domestik.
Ke depan, pada 2034 mendatang pasar Indonesia ditargetkan berkontribusi sekitar 45% untuk pendapatan PIS, Asia dan Oceania sebesar 20%, Afrika dan Timur Tengah sebesar 20%, Eropa dan Amerika Utara sebesar 5% serta Amerika Tengah dan Amerika Selatan sebesar 9%.
Direktur Perencanaan Bisnis PIS Eka Suhendra mengatakan,untuk mencapai pendapatan sebesar US$ 8,9 miliar pada 2034 membutuhkan investasi mencapai US$ 9 miliar.
"Pasar domestik menjadi tantangan karena kami dituntut untuk lebih efisien terlebih banyak angkutan sifatnya Public Service Obligation (PSO). Kami akan kembangkan kapabilitas baru, kita akan masuk ke angkutan kargo yang berbeda seperti LNG, amonia, FAME hingga hidrogen dan CO2," ujar Eka dalam kesempatan yang sama.
Rencana IPO
Selain mengembangkan pasar internasional, rencana melantai di bursa juga menjadi opsi untuk mengerek kinerja keuangan perusahaan di masa mendatang. PIS menargetkan initial public offering (IPO) pada akhir 2025 atau selambatnya pada awal 2026.
Aryomekka mengatakan bahwa dana dari IPO tersebut diperlukan untuk menambah investasi dan belanja modal. “Kami melihat rencana IPO ini sebagai salah satu upaya kita untuk mencapai aspirasi revenue di 2034 ini,” ujarnya.