Menuju Energi Bersih, PLN Gencar Lakukan Transformasi Digital
PLN selalu menjadi perusahaan yang adaptif dan dinamis
Jakarta, FORTUNE - Komitmen menjalankan transformasi digital serta mengupayakan transisi energi fosil ke energi yang lebih bersih, sukses membawa PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menorehkan berbagai capaian mentereng.
Hal itu disampaikan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo di kegiatan Joint Leadership Executive Training dengan tema “Shaping the Future: The New Energy Paradigm & The Power of Digital Transformation” yang digelar selama dua hari, dari Jumat (23/8) dan Senin (26/8) di Kantor Pusat PLN, Jakarta.
Pada agenda tersebut, PLN mengundang dua orang ahli sebagai pembicara utama yaitu, Ramez Naam, seorang Climate Tech Investor, Clean Energy Advocate, dan Award-winning Author; serta Ismail Salim, Founder OpenExO dan penulis buku Exponential Organizations.
“Harapannya, transformasi yang sudah berjalan di PLN bisa kita teruskan. PLN selalu menjadi perusahaan yang adaptif dan dinamis, berbasis pada budaya digitalisasi yang lebih produktif, sehingga PLN akan terus menjadi perusahaan kelas dunia,” tegas Darmawan.
Darmawan mengatakan, PLN merespons agenda transformasi digital dengan serius. Pasalnya, hal itu terbukti berhasil membuat langkah PLN menjadi lebih gesit dan adaptif terhadap berbagai tantangan dan perkembangan zaman.
“Dulu kita hanya fokus pada penyediaan listrik. Dalam proses tersebut, ada fenomena pemanasan global, perkembangan teknologi, hingga kondisi geopolitik. Tugas PLN ke ke depan bukan hanya menyediakan listrik, tetapi juga berperan mengurangi emisi,” katanya.
Ia menjelaskan, digitalisasi terjadi di setiap lini perusahaan, mulai dari kegiatan operasional hingga layanan terhadap konsumen. Hasilnya, kegiatan bisnis PLN menjadi lebih produktif, efektif, dan efisien.
“Selama tiga tahun ini, laporan keuangan kami adalah laporan keuangan yang terbaik dalam sejarah PLN,” kata Darmawan.
Selain itu, Darmawan juga menjelaskan bahwa PLN tengah melakukan berbagai upaya untuk mempercepat transisi ke sumber energi yang jauh lebih bersih.
Ia mengatakan, PLN mulai menghapus sekitar 13 gigawatt pembangkit listrik tenaga uap berbasis batu bara sejak empat tahun lalu. PLN pun telah meluncurkan program Net Zero Emission yang ditargetkan tercapai pada 2060.
“Jika kita melanjutkan bisnis seperti biasa, emisi gas rumah kaca kita akan naik menjadi 1 miliar ton per tahun pada 2060, terutama dari sektor kelistrikan. Namun, dengan Net Zero Emission, kita dapat menurunkan emisi tersebut hingga mencapai nol,” katanya.
Darmawan pun mengatakan, saat ini PLN sedang merancang Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang baru, di mana hingga 2040, 75 persen dari penambahan kapasitas pembangkit akan berbasis energi baru terbarukan.
“Tentu saja, ini bukan tugas yang mudah karena kita juga harus membangun transmisi yang panjang serta memasukkan sumber energi seperti surya dan angin yang memiliki karakteristik variabel atau intermittent, yang naik turun tergantung cuaca dan iklim. Untuk mengatasi hal ini, kita juga harus membangun Smart Grid,” ujarnya.
Transformasi PLN diapresiasi Ismail Salim
Transformasi yang telah dilakukan PLN pun mendapat pujian dari Founder OpenExO dan penulis buku Exponential Organizations, Ismail Salim. Ismail mengapresiasi PLN yang melakukan inovasi serta efisiensi dengan menjadikan digitalisasi sebagai pondasinya.
Seperti diketahui, PLN melakukan transformasi digital yang mencakup berbagai aspek, dari pembangkitan, transmisi, distribusi, sistem perencanaan, sistem keuangan, sistem pembayaran, sistem pengadaan, hingga ke sistem pelayanan pelanggan.
“Saya benar-benar memuji ambisi dan kepemimpinan di jajaran PLN untuk memulai model transformasi digital. Karena itu berhubungan dengan masa depan, jadi mari kita sambut dengan baik,” katanya.
Ismail Salim yang juga merupakan Founding Executive Director Singularity University menambahkan bahwa perusahaan yang sukses di abad ke-20 adalah perusahaan yang berfokus pada efisiensi dan prediktabilitas.
“Karakteristik kesuksesan utama baik bagi perusahaan maupun organisasi adalah kelincahan, adaptabilitas, fleksibilitas, dan kecepatan. Menurut saya, itulah transformasi yang perlu terjadi. Dan tampaknya PLN sangat tertarik pada kerangka berpikir tersebut,” ujarnya. (WEB)