Konsumsi Kopi Nasional Naik Pesat, Fore Coffe Siap Ambil Bagian
Pangsa pasar kedai kopi RI diperkirakan capai US$2,1 miliar.
Fortune Recap
- Indonesia sebagai salah satu produsen kopi terbesar dunia dengan potensi besar di industri kopi.
- Konsumsi kopi Indonesia diproyeksikan meningkat 10.000 kantong menjadi 4,8 juta kantong pada periode 2024/2025 menurut laporan USDA.
- Peningkatan konsumsi didorong oleh stabilitas ekonomi yang membaik, termasuk sektor makanan, minuman, dan perhotelan.
Jakarta, FORTUNE - Indonesia menjadi salah satu negara produsen kopi terbesar dunia, memiliki potensi besar di industri kopi. Sebagai salah satu produsen utama kopi di dunia dengan pertumbuhan konsumsi yang sangat menjanjikan, industri kopi Indonesia memang memiliki potensi yang sangat besar.
Laporan dari United States Department of Agriculture (USDA) bertajuk “Indonesia: Coffee Annual ” memproyeksikan konsumsi kopi di Indonesia pada periode 2024/2025 akan meningkat sebesar 10.000 kantong menjadi 4,8 juta kantong, dari 4,45 juta kantong pada periode 2020/2021.
Menurut USDA, peningkatan konsumsi ini didorong oleh stabilitas ekonomi yang terus membaik, terutama di sektor makanan dan minuman, perhotelan, serta sektor terkait lainnya yang mendukung pertumbuhan konsumsi kopi.
Sebagai perusahaan F&B coffee chain premium affordable terkemuka di Indonesia, Fore Coffe siap mengambil bagian pertumbuhan industri kopi dengan menjadi salah satu pelopor brand kopi nasional dengan aplikasi digital yang mendorong pertumbuhan industri kopi nasional dengan membuka gerai kopi yang tersebar di seluruh Indonesia.
CEO Fore Coffee, Vico Lomar, mengatakan, Fore Coffee berkontribusi meningkatkan konsumsi kopi di Indonesia dengan berbagai inovasi dan strategi, mulai dari menu kopi hingga layanan konsumen secara online.
"Sejak berdiri, Fore Coffee mendedikasikan bisnisnya untuk menyebarkan potensi dan budaya kopi Indonesia,” kata Vico melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu (4/12).
Pangsa pasar kedai kopi RI diperkirakan capai US$2,1 miliar
Pangsa pasar Kedai kopi Indonesia juga diperkirakan mencapai US$2,1 miliar, dengan pertumbuhan CAGR sekitar 10 persen dalam beberapa tahun ke depan.
Hingga September 2024, Fore Coffee berhasil membangun jaringan gerai sebanyak 216 yang tersebar di 43 kota di Indonesia. Selain itu, aplikasi Fore Coffee juga telah diunduh jutaan pengguna sejak diluncurkan pada 2018.
Kehadiran aplikasi Fore Coffee tersebut sejalan dengan ide dan hipotesis dari para pendirinya, Willson Cuaca dari East Ventures serta Robin Boe dan Jhoni Kusno dari Otten Coffee, mengenai pola konsumsi masyarakat yang telah terbiasa mendapatkan makanan dan minuman yang diinginkan secara cepat, berkat perkembangan ekosistem teknologi di Indonesia.
“Aplikasi Fore Coffee tidak hanya mempermudah konsumen untuk membeli kopi, tetapi juga memberikan pengalaman yang lebih personal dan interaktif bagi setiap penggunanya," kata Vico.
Ini tantangan industri kopi di Indonesia
Meski demikian, Vico Lomar mencatat bahwa industri kopi Indonesia masih menghadapi tantangan. Saat ini, Indonesia menempati peringkat di bawah Filipina dengan rasio lebih dari 27.800 orang per kedai kopi. Selain itu, konsumsi kopi per kapita Indonesia masih tergolong rendah, hanya 1,0 kilogram per tahun, menempatkannya di urutan kedua terendah di dunia.
Sebagai perbandingan, data dari Redseer Analysis (2023) mencatat konsumsi kopi per kapita negara seperti Finlandia mencapai 12 kg per kapita atau Amerika Serikat sebesar 5,0 kg per kapita di tahun 2023.
“Ini menunjukkan kesenjangan besar yang dapat diisi dan dimanfaatkan oleh penjual, salah satunya Fore Coffee,” kata Vico Lomar.
Tak hanya berkontribusi dalam mengembangkan industri kopi di Indonesia, Fore Coffee juga telah mengharumkan nama tanah air dengan cara berekspansi ke Singapura sejak 9 November 2023 dengan membuka gerai pertama di Bugis Junction. Langkah strategis tersebut sejalan dengan ambisi dan komitmen Fore Coffee untuk membawa kopi terbaik Indonesia ke sejumlah negara.
Ambisi Fore Coffee untuk mengenalkan kopi Indonesia ke luar negeri juga dibarengi dengan komitmen keberlanjutan atau sustainabilitysesuai dengan tren dunia. Untuk itu, Fore Coffee juga mengedepankan aspek ramah lingkungan dalam operasional bisnisnya. Salah satu inisiatif yang diambil adalah pengelolaan bisnis yang peduli terhadap dampak lingkungan, baik dari segi produksi maupun kemasan.