Meski AI Membawa Manfaat, 76% Konsumen Cemas Keamanan Data Pribadinya
Tren teknologi dan tradisional mencuat di bisnis masa depan.
Fortune Recap
- Kemajuan teknologi AI memberikan dampak positif di Indonesia
- 68% responden percaya AI bermanfaat, 76% khawatir privasi data
- Pentingnya adaptasi bisnis terhadap teknologi, tradisi, dan sustainability
Jakarta, FORTUNE - Kemajuan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di Asia khususnya Indonesia. Hal itu tertuang dalam CEO Ipsos APEC, Hamish Munro saat meluncurkan Global Trends Report 2024 dari Ipsos.
Di Indonesia, 68 persen responden percaya bahwa AI memiliki dampak positif bagi dunia, jauh di atas rata-rata global sebesar 57 persen.
Meski demikian, optimisme ini disertai dengan kekhawatiran signifikan terkait privasi data, yang mana 76 persen konsumen Asia Pasific khawatir tentang bagaimana keamanan data mereka digunakan.
Menanggapi hal itu, CEO Ipsos APEC, Hamish Munro menyoroti pentingnya adaptasi bagi sebuah Bisnis. "Persimpangan antara teknologi, tradisi, dan sustainability menawarkan peluang unik bagi bisnis di Asia untuk berinovasi dan tetap relevan dengan konsumen," kata Hamish di Jakarta, Rabu (11/12).
Tren teknologi dan tradisional mencuat di bisnis masa depan
Selain sektor teknologi, riset tersebut juga mengungkap tren sebuah Brand dan bisnis yang mengalami "retreat to Old systems" atau mengalami nostalgia.
Tren terus mempengaruhi perilaku konsumen, mendorong brand untuk menggabungkan nilai-nilai tradisional dengan inovasi modern. Di Indonesia, 94 persen responden memprioritaskan tradisi sebagai nilai inti masyarakat. Bahkan, persentase inibtertinggi di kawasan Asia Pasific.
Berbagai brand lokal telah berhasil memanfaatkan tren ini dengan menggabungkan warisan budaya dengan strategi kontemporer untuk menjangkau audiens yang beragam.
"Indonesia menjadi contoh nyata dari konvergensi tren ini, mulai dari adopsi AI yang semakin berkembang hingga pandangan terhadap nilai-nilai tradisional. Sementara itu, keberlanjutan bukan hanya kebutuhan tetapi juga peluang bagi merek untuk memimpin dengan tujuan yang jelas," kata Executive Director Ipsos Indonesia, Andi Sukma.
Untuk itu, Ipsos mendorong brand untuk beradaptasi dengan mengutamakan privasi data untuk membangun kepercayaan. Selain itu, brand juga harus menggabungkan nostalgia dengan modernitas untuk menarik berbagai demografi.
Terakhir, sebuah brand juga harus berperan aktif dalam keberlanjutan lingkungan melalui praktik inovatif.