Bangun Pusat Data di Karawang, Salim Group Cari Pembiayaan
Kabarnya, Salim Group membutuhkan pinjaman sekitar Rp7,1 T.
Jakarta, FORTUNE - Guna menopang kebutuhan infrastruktur pusat data, Salim Group kabarnya tengah mencari pembiayaan US$500 juta (sekitar Rp7,1 triliun). Saat ini, perusahaan konglomerasi itu sedang berdiskusi dengan sejumlah bankir.
Salim Group disebut akan menginvestasikan sekitar US$100 juta atau sekitar Rp1,4 triliun per kawasan industri. “Diskusi sedang berlangsung dan tidak ada jaminan akan ada kesepakatan (antara dua pihak),” ujar narasumber yang meminta syarat anonim ketika memberi pernyataan, dikutip Bloomberg, Jumat (17/9).
Sebagai informasi, pengendali Salim Group, Anthoni Salim memiliki 265.033.461 atau setara 11,12 persen saham milik PT DCI Indonesia Tbk (DCII) per 31 Agustus 2021.
Sebulan sebelumnya, perusahaan teknologi itu sedang mendirikan pusat data kedua (H2) di kawasan industri milik Salim Group. Ternyata, itu berhubungan dengan pembelian saham DCII oleh Anthoni
1. Langkah Lanjutan dari Akuisisi Saham Anthoni Salim
Mengutip keterbukaan informasi dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI), DCII mengumumkan penandatanganan Perjanjian Pengoperasian dan Dukungan Fasilitas Pusat Data dengan PT Datacenter Indonesia Sukses Makmur (H2) pada 18 Juni 2021.
Menurut DCII, perjanjian itu merupakan langkah lanjutan atas pembelian sahamnya oleh Anthoni Salim, “yang merupakan langkah awal dari rencana strategis jangka panjang (kami) untuk melakukan perluasan usaha ke depannya,” tulis perseroan dalam suratnya kepada BEI.
Nilai kontrak awal sesuai kesepakatan itu, yakni US$500.000, meliputi biaya set-up free yang wajib dibayarkan oleh H2 kepada DCII saat penandatanganan perjanjian.
2. Perkembangan Proyek H2
Mengacu pada tanggapan DCII atas permintaan penjelasan dari pasar modal, pusat data H2 yang berkaitan dengan Salim Group diproyeksikan siap beroperasi pada akhir kuartal keempat 2021.
Sedikit informasi tambahan, ide kerja sama antara DCII dan Anthoni Salim menyoal pusat data H2 telah dicetuskan sejak awal 2021.
3. Manfaat Pusat Data H2 DCII-Salim Group
Berdasar keterangan dari narasumber anonim yang dikutip Bloomberg, pendirian dan pengoperasian pusat data H2 di kawasan Industri Pertiwi Lestari Karawang, Jawa Barat, itu dapat menarik atensi klien baru seperti penambang kripto.
Sekretaris Perusahaan DCII, Nicholas Suharsono mengatakan, “DCII dapat berkolaborasi lebih lanjut dengan Salim Group untuk membangun dan menjalankan lebih banyak pusat data di kawasan industri (Salim Group), mirip dengan H2.”
Melansir Data Center Dynamics, perusahaan induk investasi Salim Group, First Pacific yang mengendalikan raksasa telekomunikasi Filipina—PLDT—dilaporkan berniat menghimpun US$500 juta dengan menjual beberapa pusat datanya.
10 pusat data milik PLDT berkapasitas 72 MW yang dioperasikan oleh anak usaha ePLDT juga berpotensi dijual lewat kesepakatan sales-leaseback.