Bukan Nagita Slavina, Ini Pemilik Es Teh Indonesia: Haidhar Wurjanto
Haidhar Wurjanto mendirikan Esteh Indonesia sejak 2018.
Haidhar Wurjanto, bersama Nagita Slavina, CEO baru Esteh Indonesia. (Instagram @esteh.indonesia)Jakarta, FORTUNE - Esteh Indonesia menuai sorotan warganet beberapa hari terakhir usai melayangkan somasi terhadap pengguna Twitter yang mengkritik produsen minuman itu akan atas produknya.
Nama Nagita Slavina sempat ramai diperbincangkan juga, mengingat Esteh Indonesia menjadikannya CEO pada Juli 2022. Kendati begitu, Nagita bukan pemilik dan perintis usaha yang hadir di pasar sejak September 2018 itu.
Haidhar Wurjanto-lah sosok di balik berdirinya perusahaan di bawah naungan PT Esteh Indonesia Makmur itu. Selain pendiri, jebolan Institut Pertanian Bogor itu masih mencantumkan posisi Chief Executive Officer Esteh Indonesia di LinkedIn-nya.
Sebelum berjuang membangun Esteh Indonesia, ia juga sudah mendirikan berbagai merek kuliner lain. Apa saja bisnisnya? berikut ulasannya.
Rekam jejak karier Haidhar Wurjanto di luar Esteh Indonesia
Tahu Cakekinian? Bagaimana dengan Momomilk atau Mozza Bistro atau Foresthree Kitchen? Dari daftar bisnis tersebut ada campur tangan Haidhar Wurjanto dalam pembentukan deretan merek-merek itu.
Sebelum Esteh Indonesia, Haidhar juga pernah mendirikan perusahaan bernama PT Simha Group, yang menaungi Cakekinian dan menjabat posisi sebagai co-founder sejak Januari 2013 sampai Maret 2020. Pada Juli 2019, ia juga merintis Raindear Coffee.
Haidhar sudah aktif mengembangkan startup makanan dan minuman medio 2011. Ia mengaku pernah menyelamatkan bisnis yang hampir gulung tikar, jadi berkembang sampai memiliki lebih dari 700 cabang secara nasional dengan meningkatkan produktivitas dan pendapatan lewat tata kelola perusahaan yang baik dalam usaha bisnis baru.
Dia pernah memenangkan kompetisi Wirausaha Muda Mandiri kategori Boga pada 2013. Dus, semangatnya bergelut di bidang bisnis kuliner makin membara.
Di tahun keempatnya memimpin Esteh Indonesia, perusahaan telah memiliki 945 kebun atau cabang per 5 September 2022. 32 persen berada di luar Pulau Jawa, sedangkan sisanya di Pulau Jawa.
Related Topics
Related Articles
