Jakarta, FORTUNE - PT Asuransi Jasa Indonesia atau Jasindo PHK 262 karyawan, seiring dengan penutupan puluhan kantor cabangnya. Asuransi pelat merah itu mengeklaim langkah itu sebagai transformasi bisnis.
Menurut Direktur Utama Jasindo, Andy Samuel Panggabean, per akhir 2021, Jasindo punya 927 karyawan dengan 73 unit. “Per Desember 2022, jumlah pegawai kami 665 orang. Kantor perwakilan kami sekarang 30,” ujarnya di rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, dikutip Jumat (9/12).
Perubahan itu bukan hanya dari segi model bisnis, melainkan juga pada proses bisnis.Mengapa perusahaan mengurangi SDM? Sebab, kini segala klaim akan dikirim ke pusat, sehingga memangkas operasional di kantor perwakilan. Dus, kini setiap kantor perwakilan Jasindo cuma punya sekitar dua sampai tiga karyawan.
Kondisi permodalan Jasindo belum penuhi syarat OJK
Menurut Andy, rasio solvabilitas atau risk based capital (RBC) Jsindo belum penuhi syarat Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yakni 120 persen. Itu sudah berlangsung sejak 2020, dengan level RBC -77 persen, lalu menjadi -84,85 persen pada 2021. Akhirnya, per September 2022, RBC perseroan membaik walau masih minus 10,05 persen. Karena itu, sejak Januari 2022, Jasindo masuk dalam peninjauan khusus OJK. “Kami diwajibkan menyampaikan rencana penyehatan keuangan,” ujarnya.
Untuk itu, perseroan pun ingin memulihkan fundamental supaya bisa jadi bisnis berkelanjutan. Salah satunya, dengan meraih kondisi keuangan yang sehat. Baik dengan cara organik maupun anorganik. Tak lupa juga dengan upaya restrukturisasi portofolio.
Dari sisi anorganik, perseroan sudah menjual sejumlah penyertaan langsung di beberapa pihak. Ada pula penjualan aset dan upaya mengajukan pinjaman subordinasi. “Kami sudah menjual 10 persen kepemilikan di Mandiri Inhealth dan 20 persen di Tokio Marine,” imbuhnya.
Sementara dari segi organik, Jasindo merestrukturisasi portofolio di bisnis asuransi kredit serta transformasi bisnis.
Hasilnya? Per November 2022, RBC Jasindo sudah capai level 60 persen sampai dengan 70 persen. Ke depannya, perseroan berharap dapat memenuhi kriteria permodalan 120 persen dari OJK. “Prognosa 2022, RBC [kami] capai 128,21 persen,” tambahnya.