BUSINESS

Mulianto: Nakhoda ITMG, Salah Satu Pemberi Dividen Terbesar

Ini rekam jejak dan profil Mulianto, Direktur Utama ITMG.

Mulianto: Nakhoda ITMG, Salah Satu Pemberi Dividen TerbesarDirektur Utama PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), Mulianto. (Dok. ITMG)
19 November 2024

Jakarta, FORTUNE - PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) atau ITM dikenal sebagai salah satu pemberi dividen terbesar di antara perusahaan batu bara raksasa di Indonesia. Pemimpinnya saat ini bernama Mulianto.

Mulianto sendiri bukanlah nama baru di dunia pertambangan Indonesia. Sudah hampir tiga dekade Direktur Utama ITM ini berkecimpung dalam bisnis emas hitam, tapi tak mudah menemukan hikayatnya. Pria 54 tahun ini tak terlalu suka unjuk gigi di media.

Untungnya, setelah beberapa kali percobaan, Fortune Indonesia akhirnya berkesempatan menemui Master of Business Administration National University Singapore (2021) itu di kantornya yang berada di Kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Berkemeja batik lengan pendek hijau dan celana bahan, Mulianto membagikan banyak kisah. Ia menjawab pertanyaan dengan lugas, sembari sesekali ia berkelakar.

Berkali-kali ia mengucap kata ‘beruntung’ saat menuturkan perjalanan kariernya. Dalam  hematnya, keberuntungan demi keberuntungan itu membuatnya mengantongi pengalaman profesional berbeda: konsultan dan pekerja korporasi. “Saya beruntung ya, karena dari dulu memiliki banyak bos yang baik-baik. Saya banyak belajar sepanjang karier,” katanya.

Keberuntungan pertama Mulianto adalah saat pertama kali terjun ke dunia kerja di tingkat akhir perkuliahan. Karena diajak teman, ia berkesempatan mengawali kariernya sebagai auditor di KAP Budi Darmodjo, Semarang. Dari dua seniornya, Budi Darmodjo dan Handoyo, ia belajar mengimplementasikan apa yang dipelajarinya di kampus ke dunia kerja.

Kala itu, ia hanya tinggal mengerjakan skripsinya sebagai mahasiswa S-1 Akuntansi Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Dus, di penghujung masa kuliah, Mulianto harus rela bolak-balik Yogyakarta–Semarang demi memenuhi dua kewajibannya sekaligus. “Dulu kan kayaknya kalau bisa kerja sambil kuliah itu, keren, ya?” Kelakarnya.

Tidak lama selepas memulai karier di Semarang, keberuntungan kedua menghampiri Mulianto. Salim Inti Corpora, bagian dari Grup salim, secara khusus membuka kesempatan bergabung dengan mereka melalui bursa kerja (job fair) di kampusnya. Sebelum kepemilikan ITM berpindah ke Banpu, perusahaan tambang itu adalah bagian dari Grup Salim.

Mulianto pun mengirimkan lamaran. Ia kemudian diterima oleh ITM pada November 1995, hanya sebulan setelah resmi lulus dari Atma Jaya. Ia pertama kali ditempatkan di PT Indominco Mandiri, salah satu anak usaha ITM. Jika berhasil masuk ITM adalah keberuntungan kedua, maka yang ketiga adalah penempatannya di Indominco. Mengapa demikian? Selain karena perkembangan pesat Indominco saat itu, rencana ekspansi masa depan Indominco juga membuka peluang-peluang baru untuknya. Khususnya di tengah kondisi ketika tambang-tambang besar masih dikelola secara tradisional kala itu.

“Indominco itu diharapkan bisa jadi salah satu tambang di bawah ITM yang modern. Jadi saya ikut terlibat di sana. Mulai dari ikuti proyeknya, sampai diskusi dengan lender-nya. Di situ saya juga cukup beruntung,” katanya. “Artinya banyak belajar dari sisi manajemen proyek, akuntansi, kontrol bujet, perpajakan, lalu juga bertemu dengan kontraktor-kontraktor waktu itu.”

Nilai dari kepercayaan

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.