Profil Jensen Huang, CEO Nvidia yang Dikontak Prabowo via HP Bos GoTo
Jenseng Huang adalah Pendiri dan CEO Nvidia.
Jakarta, FORTUNE - Jensen Huang bertolak dari Jepang ke Jakarta, demi menghadiri gelaran Indonesia AI Day, Kamis (14/11). Huang, yang dibalut dengan fesyen khasnya—jaket kulit hitam—menjadi magnet tersendiri di acara itu.
Bahkan, Presiden Indonesia, Prabowo Subianto menyempatkan diri menelepon Huang segera setelah mendarat di Peru untuk menghadiri KTT Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC). Salah satu topik yang Prabowo sampaikan kepada Huang berkaitan dengan peluang investasi di bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence).
"Saya berharap grup Anda, perusahaan Anda mempertimbangkan Indonesia, Anda mempertimbangkan bahwa kami semua menyambut Anda dengan tangan terbuka," ujar Prabowo melalui sambungan telepon.
Perbincangan virtual itu dilakukan melalui ponsel Direktur Utama PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), Patrick Walujo, yang menjadi moderator sesi Fireside Chat: Navigating the Folden Indonesia Era bersama Huang dan Menteri Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir.
Huang sendiri adalah CEO Nvidia. Pria kelahiran 17 Februari 1963 itu merupakan salah satu pengusaha teknologi terkaya. Dikutip dari Forbes, kekayaan bersihnya mencapai US$129,3 miliar (sekitar Rp2.056,65 triliun) pada 2024. Ia pun terdaftar sebagai salah satu dari 100 Most Powerful People in Business versi Fortune global.
Ia telah membangun Nvidia selama empat dekade, dari sebuah produsen chip grafis untuk para penggemar gim, hingga menjadi salah satu perusahaan penting dalam pengembangan AI.
Dilansir dari Fortune.com, dominasi pasar Nvidia di bidang AI telah mendorong sahamnya ke rekor tertinggi, sehingga membuatnya menjadi perusahaan paling berharga dunia. Adapun, kapitalisasi pasar US$3,59 triliun (sekitar Rp73.008,77 triliun) per 13 November 2024.
"Saya menyadari bahwa perusahaan kami berada dalam posisi yang sangat langka untuk dapat memberikan kontribusi nyata," kata Huang. "Kami kini memiliki instrumen, alat, dan kemampuan yang disebut kecerdasan buatan, yang akan memecahkan semua masalah lain yang telah membuat kami bersemangat sejak kami masih kecil... Kami tak ingin melewatkan dekade berikutnya."