FINANCE

7 Bahaya Deflasi yang Harus Menjadi Perhatian Pemerintah

Bisa berpotensi buruk pada perekonomian

7 Bahaya Deflasi yang Harus Menjadi Perhatian Pemerintahilustrasi kegiatan ekonomi (unsplash/alex hudson)
09 September 2024

Tidak hanya inflasi, penurunan harga atau Deflasi juga perlu diperhatikan perkembangan dan diwaspadai dampaknya.

Pasalnya, bahaya deflasi juga bisa berdampak pada kondisi perekonomian suatu negara. Selama empat bulan dari Mei 2024, deflasi melanda Indonesia.

Dilansir laman resmi Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi perkembangan deflasi secara bulanan di bulan Juli dan Agustus 2024.

Di bulan Juli, deflasi tercatat 0,18 persen dengan inflasi tahunan 2,13 persen. Pada bulan Agustus, deflasi sebesar 0,03 persen dengan inflasi tahunan 2,12 persen.

Lantas, apa dampak deflasi yang terjadi di Indonesia bagi perekonomian? Temukan jawabannya di bawah ini.

1. Produksi menurun

Penurunan harga bisa meningkatkan daya beli masyarakat karena barang dijual lebih murah dari umumnya. Namun, penurunan harga atau deflasi ini bisa berakibat buruk pada aktivitas ekonomi secara signifikan. 

Terlebih pada kegiatan produksi produk atau jasa yang berdampak pada operasional perusahaan atau pemilik usaha. 

Penurunan harga yang signifikan dan terus-menerus menjadi salah satu akibat dari berkurangnya daya beli dan permintaan konsumen di pasar. 

Seiring dengan penurunan tersebut, perusahaan terpaksa harus mengurangi tingkat produksi dari biasanya.

Pada tahap terburuknya, perusahaan bisa saja menurunkan kualitas produksi agar biaya produksi bisa tertutupi dengan baik.

Pengurangan produksi tersebut dilakukan sampai permintaan atau daya beli masyarakat berpotensi meningkat.

2. PHK dan pemotongan gaji

Tidak hanya berdampak pada pemilik usaha saja, bahaya deflasi juga harus diwaspadai oleh kalangan pekerja.

Penurunan harga komoditas yang drastis membuat perusahaan harus mengambil langkah memangkas biaya produksi. 

Salah satunya dengan mengurangi jumlah karyawan di suatu perusahaan. Akibatnya, fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal tidak terhindarkan.

Beberapa waktu terakhir juga badai PHK yang dilakukan perusahaan melonjak, terutama pada industri manufaktur. 

Tidak hanya fenomena PHK besar-besaran saja, pemotongan gaji juga bisa terjadi karena kondisi perusahaan sedang lesu akibat tidak ada pemasukan.

Kondisi tersebut juga berdampak pada peningkatan angka pengangguran secara signifikan dan kesulitan mencari kerja yang dialami oleh pencari kerja.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.