Jakarta, FORTUNE - Citigroup">Citigroup mengumumkan kemitraan strategis jangka panjang dengan Google Cloud untuk memindahkan sebagian infrastruktur keuangannya ke platform cloud Google.
Sebagai bank terbesar keempat di Amerika Serikat, Citi, yang berbasis di New York, kini mengambil langkah signifikan untuk beralih dari infrastruktur berbasis perangkat keras ke lingkungan virtual yang diharapkan akan lebih mudah dikustomisasi dan responsif terhadap kebutuhan pelanggan yang terus berkembang.
Dalam kemitraan ini, Citi juga akan memanfaatkan Vertex AI dari Google Cloud untuk membangun sejumlah tools keuangan berbasis kecerdasan buatan.
“Ini adalah peluang besar bagi kami untuk terlibat dalam modernisasi teknologi,” kata Balaji Kumar, kepala infrastruktur teknologi global Citi, mengutip Fortune.com (29/10).
Meskipun perincian aplikasi yang akan diluncurkan pertama kali belum diungkapkan, Kumar menyebutkan bahwa beberapa proyek percontohan telah dalam tahap pengembangan.
Peningkatan utama dalam kolaborasi ini adalah pemanfaatan komputasi berkinerja tinggi (HPC) dari Google Cloud untuk menjalankan jutaan perhitungan risiko harian bagi bisnis Pasar Citi. Kemampuan ini diharapkan dapat mengurangi latensi dengan memeriksa transaksi secara proaktif, memastikan daya komputasi dan penyimpanan yang memadai untuk eksekusi transaksi.
Melalui kemitraan ini, Citi juga mengakses model AI seperti Gemini AI, serta model bahasa besar (LLM) open-source lainnya, termasuk Gemma, Meta, dan Mistral. Ke depan, Citi merencanakan penggunaan teknologi AI ini dalam proyek untuk layanan pelanggan, digitalisasi dokumen, dan alat pemasaran yang disesuaikan.
Fokus pada keamanan data
Penggunaan cloud dan AI membawa tantangan keamanan baru. “Setiap kasus penggunaan diatur, dipantau, dan disetujui sebelum diluncurkan untuk publik,” kata Kumar. Hal ini termasuk analisis mendalam terhadap data yang digunakan, lokasi hosting data, dan metode penyimpanan.
Menurut Rohit Bhat, direktur manajer Google Cloud divisi layanan keuangan, pihaknya memulai dengan platform modernisasi yang benar-benar berfokus pada pengurangan risiko.
"Ini adalah lapisan fondasi sebelum kami mengembangkan produk dan layanan baru serta meningkatkan pengalaman pelanggan," katanya.
Kolaborasi ini sejalan dengan visi CEO Citi, Jane Fraser, yang menyoroti peran infrastruktur keuangan dalam perekonomian.
“Tujuan akhirnya adalah model operasi yang disederhanakan,” kata Kumar. “Kemampuan bagi kami untuk bertemu pelanggan di mana mereka berada dan meluncurkan produk secara besar-besaran.”
Langkah Citi ini menempatkannya di posisi yang berbeda dari beberapa kompetitornya dalam memanfaatkan AI. Pada bulan yang sama dengan investasi Citi di startup AI Numerated, Wall Street Journal melaporkan bahwa Goldman Sachs meluncurkan alat AI generatifnya, sementara Fortune melaporkan bahwa 14.000 karyawan BNY menggunakan Eliza, AI baru yang dinamai berdasarkan nama istri Alexander Hamilton.
Bagi Google Cloud, kerja sama ini memperkuat komitmen untuk membantu institusi keuangan mengintegrasikan AI. Pada bulan April, Google Cloud juga bermitra dengan Discover Financial Services untuk mengadopsi AI dalam layanan pelanggan.
“Kami melihat perubahan besar dalam kemampuan perusahaan untuk memahami informasi dalam organisasi mereka,” tambah Bhat dari Google. Kombinasi AI generatif dan pembelajaran mesin ini diharapkan dapat menciptakan pengalaman baru bagi klien.