FINANCE

BI: Uang Palsu UIN Makassar Berkualitas Rendah dan Mudah Dikenali

Uang palsu ini mudah dikenali dengan metode 3D.

BI: Uang Palsu UIN Makassar Berkualitas Rendah dan Mudah DikenaliPolres Gowa merilis kasus pembuatan dan peredaran uang palsu yang melibatkan oknum pegawai UIN Alauddin Makassar. ANTARA FOTO/Arnas Padda
31 December 2024

Fortune Recap

  • Polres Gowa mengungkap uang palsu senilai miliaran rupiah dan sertifikat SBN palsu senilai Rp700 triliun serta deposito BI palsu senilai Rp45 triliun di UIN Makassar.
  • Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI, Marlison Hakim, menyatakan uang palsu tersebut memiliki kualitas rendah dan mudah dikenali dengan metode 3D.
  • Marlison juga menegaskan bahwa tidak ada unsur pengaman uang Rupiah yang berhasil dipalsukan, serta bahwa Bank Indonesia tidak pernah menerbitkan dokumen sertifikat deposito BI.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Kasus pengungkapan Uang Palsu di Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, menarik perhatian publik setelah Polres Gowa mengungkap barang bukti berupa uang palsu senilai miliaran rupiah serta sertifikat Surat Berharga Negara (SBN) palsu senilai Rp700 triliun dan deposito Bank Indonesia (BI) palsu senilai Rp45 triliun.

Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Marlison Hakim, memberikan tanggapan tegas untuk meluruskan berbagai kabar yang beredar. Menurutnya, berdasarkan penelitian BI atas sampel barang bukti, uang palsu yang ditemukan memiliki kualitas sangat rendah dan mudah dikenali dengan metode 3D (dilihat, diraba, diterawang).

“Uang palsu tersebut dicetak menggunakan teknik inkjet printer dan sablon biasa, bukan teknik cetak offset seperti yang beredar di berita. Mesin cetak yang ditemukan Polri juga hanyalah mesin percetakan umum, bukan mesin khusus pencetakan uang,” kata Marlison dalam keterangannya, Selasa (31/12).

Ia juga menuturkan, tidak ada unsur pengaman uang rupiah yang berhasil dipalsukan, seperti benang pengaman, watermark, electrotype, maupun gambar UV. Kertas yang digunakan adalah kertas biasa, dan pendaran di bawah lampu ultraviolet menunjukkan kualitas sangat rendah, baik dari segi lokasi, warna, maupun bentuk.

“Dengan demikian, masyarakat tidak perlu khawatir. Tetaplah bertransaksi secara tunai dengan berhati-hati, dan kenali ciri-ciri keaslian uang Rupiah menggunakan metode 3D yang informasinya tersedia di situs resmi BI,” kata Marlison.

Terkait temuan sertifikat SBN dan deposito BI yang diduga palsu, Marlison menegaskan bahwa Bank Indonesia tidak pernah menerbitkan dokumen sertifikat deposito BI.

“Kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) bersifat scripless atau tanpa warkat. Artinya, investor tidak memegang dokumen sertifikat fisik karena kepemilikannya dicatatkan secara elektronik,” ujar Marlison.

Related Topics

    © 2025 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.