FINANCE

Inflasi Amerika Serikat Tembus 9,1 Persen, Tertinggi Sejak 1981

Inflasi Amerika Serikat melesat jauh di atas ekspektasi.

Inflasi Amerika Serikat Tembus 9,1 Persen, Tertinggi Sejak 1981Ilustrasi : inflasi Amerika Serikat (Dok. Shutterstock)
14 July 2022

Jakarta, FORTUNE - Inflasi Amerika Serikat melesat jauh di atas ekspektasi pada Juni 2022, sekaligus menjadi lonjakan terbesar sejak 1981. Hal ini membuat Federal Reserve semakin yakin untuk menaikkan suku bunga acuan pada akhir bulan ini.

Dilansir Reuters pada Rabu (13/7), Departemen Tenaga Kerja AS mencatat indeks harga konsumen (CPI) AS naik 9,1 persen pada Juni 2022 dari periode yang sama tahun sebelumnya. Dibandingkan bulan sebelumnya, CPI AS naik 1,3 persen, terbesar sejak 2005. Adapun CPI inti, yang menghilangkan komponen makanan dan energi yang lebih mudah berubah, naik 0,7 persen secara bulanan dan 5,9 persen secara tahunan.

"Terlepas dari niat terbaik Fed, ekonomi tampaknya bergerak ke rezim inflasi yang lebih tinggi," kata Christopher Rupkey, kepala ekonom di FWDBONDS, New York. "Fed bahkan lebih jauh di belakang kurva setelah laporan diumumkan hari ini."

Perang telah memperburuk situasi

Ibu Negara, Iriana Joko Widodo, memeluk salah satu korban perang yang dirawat di rumah sakit.
Ibu Negara, Iriana Joko Widodo, memeluk salah satu korban perang yang dirawat di rumah sakit. (Twitter @jokowi)

Harga konsumen melonjak didorong oleh rantai pasokan global yang kacau dan stimulus fiskal besar-besaran dari pemerintah di awal pandemi Covid-19. Perang Ukraina yang telah menyebabkan lonjakan harga pangan dan bahan bakar global telah memperburuk situasi.

Harga bensin AS mencapai rekor tertinggi pada Juni 2022. Data kelompok advokasi pengendara AAA menyebut, rata-rata harga bensin di atas US$5 per galon. Harga rata-rata bensin mulai turun ke US$4,63 per galon pada hari ini.

Data inflasi mengikuti pertumbuhan pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan pada Juni. Perekonomian AS menciptakan 372.000 pekerjaan bulan lalu dengan tingkat pengangguran jatuh ke rekor terendah.

Pasar keuangan sangat mengharapkan bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga kebijakannya sebesar tiga perempat poin persentase (75 bps) lagi pada pertemuan 26-27 Juli. The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 150 basis poin sejak Maret.

Ada harapan bahwa pergeseran pengeluaran dari barang ke jasa akan membantu mendinginkan inflasi. Tetapi pasar tenaga kerja yang sangat ketat meningkatkan upah, berkontribusi pada harga layanan yang lebih tinggi.

Penguatan dolar AS

ilustrasi : uang
Pixabay/Geralt

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.