Diversifikasi adalah istilah yang tak asing lagi dalam dunia bisnis. Kata ini juga merujuk salah satu strategi paling ampuh untuk meminimalisir risiko kerugian dalam berinvestasi.
Bagi seorang pebisnis, tentu langkah ini sangat diperlukan untuk mendapatkan keuntungan dan menekan kerugian. Sedangkan, bagi investor, langkah ini bertujuan untuk mengamankan nilai portofolio investasi jika melakukan diversifikasi dengan tepat.
Lantas, apa itu diversifikasi? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!
Apa itu diversifikasi?
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diversifikasi adalah penganekaragaman. Jika diterapkan dalam istilah keuangan, diversifikasi adalah upaya untuk menghindari ketergantungan pada ketunggalan kegiatan, produk, jasa, atau investasi.
Misalnya, bagi para pelaku bisnis, melakukan diversifikasi produk demi keberlangsungan bisnisnya. Selain itu, perusahaan juga bisa melakukan strategi diversifikasi pada berbagai aspek bisnis, seperti penyedia bahan baku, investasi, serta cabang perusahaan.
Diversifikasi dilakukan untuk meminimalisir risiko kerugian usaha dan memberikan keuntungan yang lebih maksimal.
Sedangkan, contoh pada investasi adalah dengan membeli instrumen yang berbeda. Jika salah satu instrumen investasi menurun, Anda masih memiliki jenis instrumen lainnya.
Bentuk Diversifikasi
Secara garis besar, bentuk diversifikasi dalam bisnis ada dua. Pertama adalah diversifikasi vertikal dan yang kedua adalah diversifikasi horizontal. Berikut penjelasannya:
1. Diversifikasi vertikal
Diversifikasi vertikal adalah strategi membuat produk dengan level kegunaan berbeda-beda, tetapi masih bisa melengkapi atau menggantikan satu sama lain.
Beberapa contoh diversifikasi produk secara vertikal, misalnya kitchen set yang dijual terpisah, onderdil kendaraan, produksi susu sapi dan susu kedelai formula di satu perusahaan, dan sebagainya.
Sedangkan, dalam dunia investasi, ini adalah strategi membeli reksadana campuran. Akan tetapi, isi dari reksadana tersebut saling melengkapi dan menggantikan.
2. Diversifikasi Horizontal
Ini strategi menciptakan berbagai macam produk berjenis sama, tapi dibedakan dari segi merek, ukuran, atau target pasar. Strategi diversifikasi bisnis satu ini adalah yang paling banyak dilakukan di Indonesia.
Beberapa contoh diversifikasi produk horizontal terbanyak, misalnya mi instan, obat-obatan, minuman botol, sabun mandi, sampo, dan sebagainya.
Tujuan dan manfaat diversifikasi
Ada beberapa tujuan manfaat dari diversifikasi dalam berbagai jenis dan strategi. Salah satu manfaatnya adalah meminimalisir risiko kerugian.
Pasalnya, dalam investasi maupun bisnis, keragaman yang dimiliki tidak langsung merugikan ketika terjadi kegagalan bisnis dan investasi di salah satu instrumen atau produk investasi.
Berikut ini beberapa kelebihan diversifikasi dalam bisnis dan investasi:
-
Menekan risiko kerugian
Tentunya, strategi diversifikasi diambil untuk menekan risiko kerugian di kemudian hari. Jika salah satu jenis produk atau instrumen investasi menurun, Anda masih memiliki simpanan produk lainnya.
-
Meningkatkan pendapatan
Meningkatkan pendapatan dalam bisnis ataupun keuntungan dalam investasi. Dalam dunia bisnis, semakin beragam produk tersebut semakin memberikan pilihan bagi konsumen yang disesuaikan dengan kebutuhan.
-
Tidak bergantung pada satu produk
Diversifikasi membuat Anda tidak bergantung pada satu produk untuk mendapatkan keuntungan. Anda masih memiliki beberapa produk lain yang berpeluang mendatangkan profit.
-
Menambah pengetahuan dan menemukan strategi yang sesuai
Dalam investasi, diversifikasi menambah pengetahuan dalam dunia tersebut. Selain itu, Anda bisa bereksperimen dengan membagi porsi dana investasi. Anda bisa mengamati dan menemukan strategi yang tepat di kemudian hari.
-
Memenuhi kebutuhan pelanggan
Khusus bisnis, diversifikasi membuat Anda mampu memenuhi kebutuhan lain pelanggan atau konsumen.
-
Memperluas pasar
Memperluas pasar dan memberi nilai tambah terhadap produk merupakan salah satu manfaat dari diversifikasi. Bisnis Anda akan lebih banyak dikenal oleh pelanggan.
Contoh diversifikasi dalam berinvestasi
Menurut para ahli, investor tidak diperbolehkan menaruh dana di satu instrumen. Sebab, jika instrumen tersebut anjlok, maka investor akan mengalami kerugian yang sangat besar. Oleh karena itu, para investor harus membagi dana ke beberapa instrumen berbeda.
Tujuannya, agar jika salah satu investasi ada yang merugi, masih ada instrumen lain yang memberikan keuntungan.
Ada tiga kelas aset umum utama dalam portofolio investasi, seperti saham, obligasi, dan uang tunai. Ketiganya dapat dijadikan diversifikasi dalam berinvestasi.
Namun, nyatanya, diversifikasi juga dapat melampaui kelas aset tradisional yang telah disebutkan. Dalam berinvestasi pun dapat dilakukan dengan kepemilikan, seperti properti, pensiun, atau produk asuransi lainnya. Itulah pengertian diversifikasi, manfaat dan jenisnya.
Jadi, diversifikasi adalah sebuah strategi dalam bisnis maupun investasi dengan memiliki ragam produk. Hal ini bertujuan untuk menekan risiko kerugian dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar.