Bank Mandiri Telah Kucurkan Rp10,4 Triliun untuk Proyek EBT
Portofolio berkelanjutan Mandiri capai US$18,8 miliar.
Fortune Recap
- Alokasi tersebut termasuk pendanaan untuk proyek hydropower, biofuel, dan energi lainnya.
- Bank Mandiri juga memperkuat inisiatif ini melalui penerbitan obligasi dan ESG Repo untuk kategori energi terbarukan.
Jakarta, FORTUNE – Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Alexandra Askandar, mengatakan perusahaannya telah mengalokasikan US$600 juta atau sekitar Rp10,43 triliun (kurs Rp15.817/US$) demi mendukung proyek energi baru terbarukan di Indonesia.
Alokasi ini terdiri dari US$195 juta untuk proyek hydropower 2x45 MW oleh Malea Energy di Tana Toraja, US$111 juta untuk pabrik biofuel Energi Unggul Persada, US$88 juta untuk hydropower 350 MW oleh Kerinci Merangin Hidro di Jambi, US$79 juta untuk proyek hydropower 515 MW Poso Energy di Sulawesi, serta US$187,5 juta untuk proyek energi baru terbarukan lainnya.
"Hingga saat ini, kami telah mengalokasikan lebih dari US$660 juta untuk mendukung proyek-proyek di berbagai sektor energi terbarukan, termasuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air dengan kapasitas lebih dari 1.000 MW di seluruh Indonesia, serta sumber energi terbarukan lainnya," ujar Alexandra saat berbicara dalam acara Renewable Leadership Forum di Indonesia Pavilion COP 29, Baku, Azerbaijan, Selasa (12/11).
Kucuran pendanaan untuk energi baru terbarukan tersebut merupakan bagian dari portofolio berkelanjutan Mandiri. Per September 2024, portofolio tersebut telah tumbuh secara substansial sebesar 12,8 persen secara tahunan (yoy), dari US$16,7 miliar menjadi US$18,8 miliar.
Alexandra mengatakan portofolio berkelanjutan ini terdiri dari dua kategori utama, yakni sosial dan hijau.
"Kedua portofolio ini menunjukkan pertumbuhan positif, dan saat ini kami memegang pangsa pasar sebesar 35 persen untuk portofolio hijau, menjadikan kami pemimpin di pasar ini," ujarnya.
"Di bawah kategori hijau, energi terbarukan tetap menjadi fokus utama, yang kami yakini sejalan dengan agenda pembangunan nasional," katanya.
Dari sisi pendanaan, Mandiri memperkuat inisiatif ini melalui penerbitan obligasi yang juga dialokasikan untuk kategori energi terbarukan.
Pada 2021, misalnya, Mandiri menerbitkan sustainability bond senilai US$300 juta, disusul penerbitan ESG Repo sebesar US$500 juta pada 2022, serta Green Bond Fase 1 yang mencapai Rp5 triliun.
"Ini semakin memperkokoh posisi kami sebagai pemain utama dalam pembiayaan energi berkelanjutan," ujarnya.