FINANCE

Persaingan Makin Ketat, Krom Bank Beberkan Jurus Lebih Adaptif

Bank digital perlu menerapkan strategi inovatif.

Persaingan Makin Ketat, Krom Bank Beberkan Jurus Lebih AdaptifAnton Direktur Utama Krom Bank/Dok Krom Bank
10 February 2025

Jakarta, FORTUNE - Bank digital harus lebih adaptif pada tahun ini karena persaingan yang kian ketat hingga ketegangan geopolitik global yang dapat berujung pada ketidakstabilan ekonomi. 

Presiden Direktur PT Krom Bank Indonesia Tbk, Anton Hermawan, mengatakan untuk menghadapi kompetitifnya industri perbankan digital pada tahun ini, perlu diterapkan strategi yang tidak hanya inovatif, tetapi juga adaptif. 

"Dengan pendekatan yang tepat, ketidakpastian dapat diubah menjadi peluang pertumbuhan," ujarnya dalam siaran pers, Senin (10/2). 

Ia memandang tahun ini masih ada potensi pengetatan likuiditas akibat pelemahan daya beli, yang telah terjadi sepanjang 2024. Kondisi tersebut menjadi tantangan besar bagi perbankan digital pada 2025, terutama karena dampak langsung terhadap likuiditas bank.

Harga barang yang tetap tinggi mendorong nasabah menarik simpanannya, dan menyebabkan penurunan dana pihak ketiga (DPK) serta perlambatan pertumbuhan kredit. Dalam menghadapi tantangan ini, Anton mengatakan salah satu langkah yang bisa diambil adalah menawarkan deposito fleksibel yang lebih sesuai dengan kebutuhan nasabah.

Kendati demikian, apabila BI menerapkan kebijakan penurunan suku bunga menjadi 5,75 persen, hal ini memberikan peluang bagi bank digital meningkatkan permintaan kredit dan memulihkan daya beli masyarakat secara perlahan.

Di sisi lain, persaingan suku bunga simpanan menjadi tantangan bagi bank digital pada 2025. Suku bunga tinggi memang efektif dalam menarik nasabah, tetapi tanpa strategi berkelanjutan, hal ini dapat membebani struktur keuangan bank. 

Maka dari itu, bank digital perlu mengadopsi pendekatan lebih holistik, mengombinasikan suku bunga menarik dengan inovasi produk dan layanan bernilai tambah. Menurutnya, diversifikasi produk menjadi strategi utama untuk mempertahankan daya saing tanpa menimbulkan risiko likuiditas jangka panjang. 

Dengan pendekatan terintegrasi, bank digital dapat memanfaatkan suku bunga kompetitif sebagai daya tarik, sekaligus menjaga stabilitas keuangan dan profitabilitas di tengah persaingan industri yang semakin dinamis.

Selain faktor dalam negeri, kondisi global yang tidak menentu akan memengaruhi kondisi perekonomian Indonesia. Menurutnya ketidakpastian global akibat ketegangan geopolitik, kebijakan proteksionisme, dan fluktuasi harga komoditas meningkatkan volatilitas pasar, yang dapat berdampak pada stabilitas perbankan digital.

Oleh karena itu, pendekatan manajemen risiko yang proaktif serta strategi diversifikasi aset menjadi esensial dalam menjaga ketahanan finansial. 

Menghadapi tantangan tahun ini, Krom Bank menegaskan komitmen untuk tumbuh secara berkelanjutan. Penguatan likuiditas, penyaluran kredit yang prudent, serta pengembangan produk keuangan inovatif menjadi kunci dalam menjaga daya saing di tengah lanskap perbankan digital yang dinamis.

Per Oktober 2024, Krom Bank mampu mengantongi laba bersih Rp120,21 miliar atau tumbuh 4,18 persen jika dibandingkan dengan posisi Oktober 2023 yang hanya Rp115,38 miliar.

Sebagai konteks, Bank Indonesia mencatat pertumbuhan transaksi digital banking 40,1 persen (YoY) pada November 2024. Tren ini mencerminkan peningkatan adopsi dan kepercayaan masyarakat terhadap layanan perbankan berbasis teknologi.

Di samping itu, prospek industri ini pun tetap menjanjikan dengan Pendapatan Bunga Bersih (NII) yang diproyeksi mencapai US$3,63 miliar pada 2025.

Menurut Anton, data tersebut menegaskan peran bank digital dalam ekosistem keuangan nasional serta daya saingnya dengan bank konvensional melalui inovasi layanan yang lebih aman, kompetitif, dan fleksibel.

Related Topics

    © 2025 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.