Astra Life Bayarkan Rp190 miliar Klaim Covid-19 sejak Pandemi
Sebanyak 21,32 juta penduduk terdampak Covid-19.
Jakarta, FORTUNE - Memasuki masa new normal, perusahaan asuransi tetap membayarkan sejumlah klaim Covid-19. Astra Life salah satunya, yang tetap membayarkan manfaat terkait Covid-19 sesuai dengan ketentuan polis milik nasabah.
Sejak pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia pada Maret 2020 hingga Febuari 2022, Astra Life telah membayarkan klaim terkait Covid-19 senilai Rp190 miliar yang meliputi polis individu maupun kumpulan.
“Astra Life juga turut berbenah, berdaptasi dan berinovasi untuk memberikan manfaat perlindungan bagi nasabah, disertai dengan kemudahan dalam mengakses produk dan layanan secara digital," kata Windy Riswantyo selaku VP, Head of Marketing & Branding and Digital Channel Astra Life melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu (6/4).
Dirinya pun membagikan sejumlah strategi perencanaan keuangan untuk menghadapi masa pasca pandemi.
Sebanyak 21,32 juta masyarakat terdampak Covid-19
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per November 2021, terdapat 21,32 juta atau setara 10,32 persen penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19. Hal tersebut meliputi pengurangan jam kerja, pemberhentian kerja sementara waktu, hingga pengangguran.
Oleh karena itu, perencanaan merupakan salah satu mekanisme kita dalam beradaptasi agar siap menghadapi masa depan pasca pandemi.
"Pandemi Covid-19 telah membuat banyak orang yang tadinya tidak mau terlalu pusing dengan perencanaan hidup, mengambil waktu sejenak untuk memikirkan kembali rencana kehidupannya, termasuk rencana keuangannya," kata Windy.
Siapkan strategi financial
Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk memiliki kesiapan finansial adalah dengan strategi finansial yang terencana, misalnya berhemat, memprioritaskan pembayaran hutang, menabung, serta berinvestasi.
Selain itu, jika ingin berjaga-jaga dari kerugian finansial yang besar, misalnya sakit atau bahkan meninggal dunia, maka bisa memanfaatkan produk asuransi jiwa.
Digitalisasi jangan hanya digunakan untuk konsumtif
Pandemi Covid-19 juga telah mendorong bisnis digital berkembang kian cepat. Keberadaannya seolah menjadi titik penting pertemuan antara pembeli dan penjual di tengah keterbatasan mobilitas akibat kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat.
Namun, sebaiknya digitalisasi tidak hanya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif, kemajuan digital juga bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan produktif.
"Misalnya mengikuti berbagai kelas webinar dan kelas online secara gratis untuk pengembangan diri, membuka tabungan secara online tanpa harus datang ke bank, mencari produk asuransi yang sesuai hanya dengan berseluncur di internet seperti berbelanja di e-commerce," pungkas Windy.