Bos BCA Beri Sinyal Kenaikan Bunga Kredit di 2024, Ini Penyebabnya
Kenaikan bunga kredit BCA diperkirakan terjadi di kuartal I.
Jakarta, FORTUNE - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Jahja Setiaatmadja memberikan sinyal kenaikan Bunga Kredit milik BCA di tahun ini setelah pada 2023 lalu pihaknya tidak menaikan bunga.
Jahja menjelaskan, upaya tersebut perlu dilakukan agar menyesuaikan biaya kredit atau cost of credit (COC) serta kenaikan bunga acuan The Fed dan Bank Indonesia (BI) yang cukup agresif dalam dua tahun belakangan.
“Kalau kita melakukan adjustment bunga ke depan misalnya 25 bps sampai 50 bps, itu sebenarnya wajar, untuk mengkompensasi kenaikan-kenaikan cost,” ungkap Jahja melalui konferensi video yang dikutip di Jakarta, Jumat (26/1).
Kenaikan bunga kredit diperkirakan terjadi pada kuartal I-2024
Selain karena faktor suku bunga, porsi dana murah atau current account saving account (CASA) BCA yang cukup dominan di 80 persen membuat bank ini harus terus mengantisipasi risiko biaya dana atau cost of fund (COF) agar tidak menggerus pendapatan.
“Itu akan men-depress kita juga, sebab itu mau tidak mau untuk kuartal I ini mungkin kita akan sedikit melakukan adjustment (bunga kredit) tapi tidak banyak, yang penting dunia usaha bisa meng-absorb dan dunia usaha bisa bergulir terus dan kita bisa mensupport perkembangan bisnis di Indonesia,” ujar Jahja.
Dengan racikan strategi yang dilakukan saat 2023, nyatanya BCA masih mampu menjaga margin bunga bersih (NIM) di level 5,5 persen atau lebih tinggi dari posisi tahun 2022 sebesar 5,3 persen.
Seperti diketahui sebelumnya, jumlah nasabah BCA mencapai 31 juta per Desember 2023, tumbuh dua kali lipat dalam lima tahun terakhir. Kondisi tersebut membuat total dana pihak ketiga (DPK) BCA juga naik 6,0 persen (yoy) mencapai Rp1.102 triliun.