Gencar Salurkan Kredit Hijau, Ini Realisasi dari BCA dan BNI
Kredit hijau BCA dan BNI tumbuh double digit di 2023.
Jakarta, FORTUNE - Perbankan nasional terus menggencarkan penyaluran Kredit Hijau green financing) di sepanjang tahun 2023. Bahkan, kredit berbasis sektor berkelanjutan di PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) mengalami pertumbuhan double digit di tahun lalu.
Kedua bank tersebut juga berkomitmen mengedepankan nilai-nilai Environment, Social, Governance (ESG) dalam setiap lini bisnisnya. Hal ini sesuai dengan arahan pemerintah serta mematuhi taksonomi hijau yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2022. Dalam taksonomi itu, perbankan diharapkan membiayai sektor-sektor ekonomi atau lapangan usaha yang ramah lingkungan.
Kredit hijau BCA tumbuh 10,6%
Untuk penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan dari BCA tumbuh 10,6 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp202,6 triliun per Desember 2023. Capaian itu bahkan melampaui target pertumbuhan 9 persen, dan berkontribusi 24,8 persen terhadap total portofolio pembiayaan BCA.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja menjelaskan, capaian ini salah satunya ditopang kredit kendaraan bermotor listrik yang naik hampir 4 kali lipat secara tahunan, mencapai Rp1,3 triliun.
“ESG diperkuat melalui inisiatif perhitungan carbon footprint yang dihasilkan dari seluruh kegiatan operasional perseroan, sebagai basis untuk upaya penurunan emisi karbon. Di sepanjang 2023, BCA diestimasikan telah mengurangi emisi sekitar 3.000 ton CO2 melalui pengolahan 588 ton limbah operasional, digital banking, hingga implementasi gedung ramah lingkungan,” kata Jahja Setiaatmadja.
Sebagai bentuk diversifikasi pembiayaan berkelanjutan, BCA juga berinvestasi pada obligasi/sukuk hijau sebesar Rp1,6 triliun, atau naik 332 persen (yoy).
Di bidang kesehatan, BCA menjadi funding partner senilai US$1 juta dalam program percepatan penurunan stunting dari BKKBN. BCA juga mendorong perluasan pasar bagi produk UMKM Desa Wisata binaan Bakti BCA, melalui partisipasi pada sejumlah event nasional dan internasional, termasuk perayaan Hari Batik di kantor pusat World Bank, Washington DC.
Kredit hijau BNI tumbuh 13,6%
Sementara itu, BNI juga terus berkomitmen menginternalisasi prinsip keuangan berkelanjutan. Dari sisi pembiayaan, BNI terus mengupayakan peningkatan pembiayaan green loan, yang mana pada tahun 2023 pembiayaan di kategori ini mencapai Rp67,9 triliun atau tumbuh sebesar 13,6 persen dari posisi Desember 2022.
Direktur Risk Management David Pirzada mengatakan, selama tahun 2023, BNI telah melakukan berbagai inisiatif sebagai first mover implementasi Environmental, Social, and Governance (ESG) pada sektor perbankan.
"Salah satu inisiatif yang dilakukan adalah dengan menetapkan target Net Zero Emission (NZE) aktivitas operasional BNI pada 2028 dan NZE pembiayaan pada tahun 2060. BNI akan mendorong sejumlah inisiatif baik dari sisi operasional maupun pembiayaan," kata David.
Dalam mendorong pertumbuhan green loan ini, BNI pun telah menetapkan insentif keringanan bunga khususnya untuk 4 kategori green loan seperti energi terbarukan, transportasi ramah lingkungan, bangunan berwawasan lingkungan, dan pengelolaan sumber daya alam.
Di sisi lain, BNI berhasil mengoptimalkan penyaluran green bond sebesar Rp 5 triliun ke sektor energi terbarukan, transportasi ramah lingkungan, pengolahan sampah, bangunan berwawasan lingkungan, dan pengelolaan sumber daya alam.
Dalam penyaluran green bond tersebut, BNI telah berhasil memberikan kontribusi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, memproduksi energi bersih, menghemat energi, mendaur ulang sejumlah limbah, serta memelihara keberlanjutan sumber daya alam.
BNI juga memiliki perhatian khusus pada risiko transisi yang dihadapi debitur dan telah menerapkan Sustainability Linked Loan (SLL) untuk mendorong pelaksanaan prinsip ESG termasuk di dalamnya transisi energi debitur. Sampai dengan 2023, BNI telah menyalurkan SLL senilai Rp4,6 triliun.
"Sebagai bukti keberhasilan BNI dalam pengelolaan keberlanjutan, selama tahun 2023 BNI juga berhasil memperoleh Rating A dari MSCI dan Rating Medium Risk dari Sustainalytics dengan skor 21,4" pungkasnya.