Genjot Welma, Dana Kelolaan Produk Investasi BCA Tumbuh 54%
Transaksi Welma BCA tembus Rp50 triliun.
Jakarta, FORTUNE – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) terus menggenjot bisnis wealth management miliknya melalui platform digital Wealth Management (Welma).
Bahkan, Direktur BCA Haryanto Budiman mengatakan, hingga Semester I/2022, dana kelolaan BCA tumbuh positif. Hal iitu terlihat dari pertumbuhan asset under management (AUM) produk investasi seperti reksadana dan obligasi yang mencapai 54 persen secara year on year (yoy).
"Ke depan, kami berkomitmen untuk senantiasa memberikan solusi sesuai dengan kebutuhan nasabah dan memberikan kemudahan bagi nasabah dalam bertransaksi solusi investasi yang tepat,” kata Haryanto melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Senin (5/9).
Dirinya menjelaskan, aplikasi Welma memberikan kemudahan bagi nasabah untuk bertransaksi secara online mulai dari mendaftar dan membuat SID online.
Bahkan transaksi produk investasi cukup mudah seperti membeli obligasi mulai dari Rp1 juta dan reksadana mulai dari Rp100 ribu.
Transaksi Welma BCA tembus Rp50 triliun
Tak hanya itu, transaksi investasi serta mengunduh aplikasi Welma BCA juga menunjukkan tren yang positif. "Kami mencatatkan nasabah yang telah men-download aplikasi Welma mencapai lebih dari 475.000 pengunduh," jelas Haryanto.
Haryanto menambahkan, sejumlah nasabah tersebut telah bertransaksi dengan nominal lebih dari Rp50 triliun, sejak diluncurkan akhir tahun 2019 lalu hingga Agustus 2022.
BCA gandeng Bahana TCW luncurkan reksadana BGDL
Selain itu, BCA juga bekerja sama dengan PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) untuk meluncurkan produk reksadana terbaru bernama Bahana Gebyar Dana Likuid (BGDL).
Produk tersebut melengkapi instrumen investasi yang sudah tersedia melalui berbagai kanal investasi BCA, terutama melalui aplikasi Welma BCA.
Presiden Direktur Bahana TCW, Rukmi Proborini menjelaskan, produk BGDL ini merupakan jenis Reksadana Pasar Uang yang memiliki kriteria screening ketat dan terukur serta dikembangkan khusus secara tailor-made mengikuti karakteristik dan kebutuhan nasabah Bank BCA serta akan dijual ekslusif di Bank BCA.
"Reksadana ini memiliki komposisi ideal sebesar 60 perssn di obligasi baik korporasi maupun pemerintah dengan tenor dibawah satu tahun, sedangkan 40 persen sisanya diinvestasikan pada deposito berjangka," jelas Rukmi.
Produk ini jug mengutamakan manajemen risiko yang terukur tanpa mengesampingkan potensi imbal hasil yang optimal bagi investor di BCA.