Ini Tantangan Industri Asuransi di 2024, Unitlink Masih Terkontraksi?
Produk unitlink masih menantang namun tetap optimis.
Jakarta, FORTUNE - Industri Asuransi diprediksi masih menghadapi tantangan di tahun 2024. Sejumlah tantangan tersebut ialah kondisi ekonomi global, tahun politik, literasi hingga perpindahan pilihan masyarakat dari produk asuransi Unitlink ke tradisional.
"Meskipun industri asuransi berpotensi terkena dampak dari kemungkinan perubahan situasi kondisi ekonomi global dan tahun politik. Namun imbasnya tidak secara signifikan, karena kebutuhan masyarakat akan solusi perlindungan asuransi akan tetap ada," kata Chief Investment Officer Allianz Life Indonesia, Ni Made Daryanti melalui konferensi video di Jakarta Kamis (14/12)
Penetrasi asuransi masih 2,27%
Ia menilai, dengan berbagai kondisi yang dihadapi, industri asuransi membutuhan kolaborasi dari berbagai pihak untuk meningkatkan literasi dan penetrasi asuransi yang masih rendah.
Berdasarkan Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Perasuransian Indonesia 2023-2027 OJK, tingkat penetrasi asuransi di Indonesia pada tahun 2022 berada pada level 2,27 persen, masih jauh lebih rendah apabila dibandingkan dengan beberapa peer countries di ASEAN.
Sedangkan, berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) OJK tahun 2022, tingkat literasi pada sektor perasuransian berada pada level 31,7 persen, namun tingkat inklusinya pada level 16,6 persen. Sehingga masih ada gap antara tingkat literasi asuransi dengan inklusi asuransi.
Produk unitlink masih menantang namun tetap optimis
Ni Made Daryanti kembali menambahkan, saat ini sedang terjadi fenomena perpindahan minat masyarakat terhadap produk asuransi yang awalnya unitlink menjadi tradisional. Meski demikian, pihaknya optimis bahwa produk unitlink ke depan masih memiliki peminat tersendiri
"Masyarakat pun akan semakin cermat dalam memilih produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing, dimana produk asuransi jiwa unitlink masih tetap diminati karena karakteristik produknya menawarkan perlindungan yang dapat dilengkapi dengan berbagai manfaat tambahan," kata Daryanti.
Ia menilai, kondisi pasar akan mempengaruhi kinerja investasi, hal ini akan berimbas juga ke kinerja subdana asuransi jiwa unitlink.
Seperti diketahui, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat, hingga kuartal III-2023 pendapatan premi dari produk asuransi jiwa Unitlink atau Paydi masih turun 22,4 persen secara year on year (yoy) dengan total perolehan nilai Rp64,37 triliun.