Jelang Pemilu, Uang Beredar di Masyarakat Capai Rp8.824 triliun
Tabungan masyarakat hanya tumbuh 1,5%.
Jakarta, FORTUNE - Bank Indonesia (BI) mencatat Uang Beredar di masyarakat atau likuiditas perekonomian mencapai Rp8.824,7 triliun di Desember 2023. Nilai tersebut meningkat 3,5 persen secara year on year (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya 3,3 persen (yoy).
Pengamat sekaligus Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Trioksa Siahaan menilai, meningkatnya uang beredar dalam arti luas (M2) tersebut salah satunya disebabkan oleh perputaran dana kampanye sejumlah calon legislatif.
“Saya melihat ada pengaruh dari kegiatan kampanye atau politik terhadap peningkatan uang beredar di samping fenomena belanja dengan menggunakan tabungan. Hal ini juga berdampak pada perlambatan pertumbuhan bank,” kata Trioksa sat dihubungi Fortune Indonesia di Jakarta, Rabu (24/1).
Tabungan masyarakat hanya tumbuh 1,5%
Dalam analisa bank sentral, perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) dan uang kuasi di akhir tahun.
Asisten Gubernur BI, Erwin Haryono menjelaskan secara rinci, komponen M1 dengan pangsa 55,9 persen dari M2, tumbuh sebesar 2,1 persen yoy pada Desember 2023, setelah tumbuh 2,0 persen yoy pada bulan sebelumnya.
“Perkembangan M1 terutama disebabkan oleh perkembangan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dan Giro Rupiah,” ujar Erwin.
Lebih lanjut, tabungan rupiah masyarakat yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 45,8 persen terhadap M1, tercatat sebesar Rp2.260,2 triliun pada Desember 2023, atau tumbuh 1,5 persen (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 2,4 persen (yoy).