Kebutuhan Pembiayaan Korporasi Tumbuh Melambat di awal 2024
Penyaluran kredit baru perbankan tumbuh terbatas.
Jakarta, FORTUNE - Survei permintaan penawaran pembiayaan Bank Indonesia (BI) mengindikasikan kebutuhan pembiayaan Korporasi pada Januari 2024 tumbuh melambat. Hal tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi sebesar 6,5 persen.
Asisten Gubernur BI, Erwin Haryono menyebut, SBT itu lebih rendah dibandingkan dengan posisi Desember 2023 yang mencapai 18,4 persen. “Kebutuhan pembiayaan korporasi terutama digunakan untuk mendukung aktivitas operasional dan membayar kewajiban yang jatuh tempo,” kata Erwin.
Pertumbuhan tersebut, lanjut Erwin, terutama didorong oleh peningkatan kebutuhan pada lapangan usaha (LU) Pertambangan. Adapun sumber pembiayaan korporasi terutama berasal dari dana sendiri, diikuti pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik dan pembiayaan dari perbankan dalam negeri.
Penyaluran kredit baru perbankan tumbuh terbatas
Sementara itu, untuk penyaluran kredit baru oleh perbankan pada Januari 2024 juga terindikasi tumbuh terbatas dengan SBT sebesar 24,5 persen. Level itu lebih rendah bila dibandingkan dengan SBT Desember 2023 yang mencapai 73,3 persen.
Bank sentral melihat, faktor utama yang memengaruhi penyaluran kredit baru tersebut antara lain prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, permintaan pembiayaan dari nasabah, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain. “Sementara itu, untuk keseluruhan kuartal I 2024, penawaran penyaluran kredit baru dari perbankan diprakirakan tetap tumbuh meski melambat sesuai pola historisnya,” kata Erwin.
Di sisi rumah tangga, permintaan pembiayaan baru pada Januari 2024 terindikasi relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya, dengan mayoritas pembiayaan berasal dari bank umum. Selain perbankan, sumber pembiayaan utama yang menjadi preferensi rumah tangga antara lain ialah koperasi dan leasing.