Kredit Modal Kerja jadi Penopang Tumbuhnya Kredit Bank di 10,3%
Kredit kendaraan bermotor topang kredit konsumsi.
Jakarta, FORTUNE – Bank Indonesia (BI) mencatat kredit yang disalurkan oleh perbankan pada Juni 2022 mencapai Rp6.156,2 triliun. Nilai tersebut tumbuh kuat 10,3 persen secara year on year (yoy), atau lebih tinggi bila dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang mencapai 8,7 persen (yoy).
Seperti dikutip dari laman Uang Beredar BI, Senin (25/7), akselerasi penyaluran kredit pada Juni 2022 terjadi paling tinggi pada Kredit Modal Kerja (KMK) yang tumbuh 12,6 persen (yoy).
Berdasarkan nilai, KMK mencapai Rp2.822 triliun di Juni 2022 atau naik bila dibandingkan Mei 2022 yang hanya Rp2.741 triliun.
"Peningkatan KMK terjadi pada sektor industri pengolahan, serta sektor Keuangan, real estat dan jasa perusahaan," kutip laporan tersebut.
Kredit investasi tumbuh 10,2%
Sementara itu, Kredit Investasi (KI) tembus Rp1.597 triliun, capaian itu meningkat 10,2 persen (yoy) pada Juni 2022.
BI mencatat, KI sektor industri pengolahan terakselerasi menjadi 16 persen (yoy) pada Juni 2022, terutama terjadi pada Industri Bubur Kertas (Pulp) kertas dan karton di Sumatera Selatan dan Lampung.
Kredit kendaraan bermotor topang kredit konsumsi
Pertumbuhan Kredit Konsumsi (KK) juga mengalami peningkatan dari 6,2 persen (yoy) pada Mei 2022 menjadi 6,9 persen (yoy) di Juni 2022. Nilai kredit konsumsi tercatat mencapai Rp1.736 triliun.
Hal ini didorong oleh penyaluran Kredit Multiguna dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) yang tumbuh 8,3 persen (yoy) atau mencapai Rp108,2 triliun.
Sementara itu, pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tercatat melambat dari 9,8 persen (yoy) di Mei 202 menjadi sebesar 7,0 persen (yoy) pada Juni 2022. Hal ini terjadi akibat melemahnya pembiayaan perumahan tipe di atas 70 di Jawa Barat dan Banten.
Terakhir, segmen terakhir dari KK ialah kredit multiguna yang juga tumbuh 6,8 persen (yoy) atau mencapai Rp1.025 triliun. Dengan perkembangan tersebut, tercatat pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) mencapai 16,6 persen (yoy) dan uang kuasi sebesar 3,3 persen (yoy).