Mandiri Capital Indonesia Gandeng Rekosistem Luncurkan Waste Station
7,3 juta ton sampah nasional belum terkelola efektif.
Jakarta, FORTUNE – Mandiri Capital Indonesia (MCI) berkolaborasi dengan Rekosistem meluncurkan fasilitas daur ulang Sampah (Waste Station). Kolaborasi ini sebagai bentuk komitmen bersama MCI dan Rekosistem untuk menciptakan lingkungan yang lebih hijau di Kawasan Niaga Terpadu Sudirman (SCBD) tepatnya di Menara Mandiri, Jakarta selatan.
Melalui waste station MCI Menara Mandiri, baik tenant maupun masyarakat umum dapat menyetorkan sampah anorganik seperti plastik, kaleng, kertas, kardus dan kaca untuk mendapatkan poin yang dapat ditukar menjadi voucher atau uang. Startup pengelolaan sampah Rekosistem kemudian akan mengolah sampah terkumpul untuk didaur ulang dan digunakan kembali.
Alexandra Askandar selaku Wakil Direktur Utama Bank Mandiri meyakini bahwa pembangunan yang berkelanjutan tidak hanya memberikan manfaat bagi lingkungan, tetapi juga memberikan dampak positif pada ekonomi keberlanjutan. Sebagaimana fungsi dari pendirian waste station ini yang tidak hanya terbatas pada pengumpulan dan pengelolaan sampah, melainkan juga mempengaruhi tingkat penghematan emisi karbon.
"Penghematan emisi karbon ini kemudian akan turut serta mendorong ketercapaian misi Net Zero Emission (NZE) secara operasional 2030 Bank Mandiri ,” kata Alexandra saat peresmian Waste Station di Jakarta, Rabu (21/2).
7,3 juta ton sampah nasional belum terkelola efektif
Kehadiran waste station ini menjadi penegasan komitmen MCI terhadap pengimplementasian prinsip Environmental, Social, and Corporate Governance (ESG) yang menjadi prioritas perusahaan.
Tidak hanya itu, Rekosistem merupakan salah satu startup binaan program akselerator MCI pada tahun 2023, yakni Zenith. Kolaborasi terbaru MCI dan Rekosistem menunjukkan kelanjutan sinergi antara unit bisnis Bank Mandiri dengan startup binaan dalam upaya pelestarian lingkungan di Indonesia.
“Didukung oleh teknologi dari Rekosistem, kini waste station dapat menampung sampah dengan lebih efisien untuk didaur ulang menjadi benda lain yang bernilai guna. Kami berharap fasilitas ini bisa dimanfaatkan dengan baik sehingga bersama-sama kita dapat menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan bebas sampah,” ungkap Ronald Simorangkir, CEO PT Mandiri Capital Indonesia.
Faktanya, pengelolaan sampah anorganik masih menjadi PR besar bagi Indonesia. Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, volume timbulan sampah anorganik menduduki proporsi kedua terbesar yakni mencapai 34,5 persen setelah sampah makanan sebesar 40,7 persen. Dengan demikian, ada lebih dari 7,3 juta ton sampah nasional yang belum terkelola secara efektif.
Padahal, sampah anorganik termasuk jenis sampah yang tidak mudah terurai dan tidak mudah membusuk, sehingga jumlahnya akan terus menumpuk dari tahun ke tahun. Namun, jika sedari awal sampah anorganik dipilah dan dipisahkan dari jenis sampah yang lain, maka sampah anorganik dapat didaur ulang dan dimanfaatkan kembali. Karena itulah Rekosistem mendukung masyarakat untuk terbiasa melakukan “Pilah dan Pilih” agar sampah anorganik bisa diselamatkan dari TPA.
Ini cara menggunakan Waste Station MCI Menara Mandiri
Ernest Layman, Co-founder dan Chief Executive Officer Rekosistem menambahkan, upaya ini sejalan dengan target Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terkait peta jalan pengurangan sampah oleh produsen sebanyak 30 persen di 2029, mendukung Bank Mandiri Net Zero Emissions Operations di 2030 dan visi Net Zero Emissions Indonesia di 2060 atau lebih cepat.
"Kami berharap Reko Waste Station terbaru ini dapat menjadi sinergi positif," ungkap Ernest.
Waste Station MCI Menara Mandiri ini berlokasi di Gedung Menara Mandiri Sudirman Jakarta selatan dan jam operasional dari senin - jumat pukul 08.00 - 17.00, dan Sabtu Minggu (libur).
Waste Station MCI Menara Mandiri ini menerima semua jenis sampah anorganik dan minyak jelantah. Pengguna bisa mengunduh aplikasi Rekosistem melalui Google Play Store/App Store sebelum melakukan setor sampah.
Setelah itu, mereka akan mendapatkan voucher atau uang sebagai reward. Pengguna juga bisa melihat status pengelolaan sampah dan kredit karbon yang mereka miliki di aplikasi.