Jakarta, FORTUNE - Mastercard berhasil mempertahankan posisi sebagai perusahaan Finansial paling inovatif berdasarkan survei Future Readiness Indicator (FRI) atau indikator kesiapan masa depan 2024 untuk kategori finansial. Survei ini dirilis oleh The International Institute of Management and Development (IMD). Melalui FRI, IMD melakukan survei dan pemeringkatan terhadap 40 perusahaan finansial dunia.
Dalam survei itu, Mastercard mendapatkan penilaian tertinggi sebesar 100 dibandingkan dengan nilai Visa (97,9) di peringkat dua, lalu Bank DBS (86,5) di tempat ketiga, JP Morgan Chase & Company (79,3) di menduduki posisi empat, dan peringkat kelima dihuni oleh Bank of America (71,3).
“Strategi kemitraan dan akuisisi, serta fokus melakukan inovasi di internal berhasil membawa Mastercard, Visa, DBS, dan JPMorgan menempati posisi teratas,” jelas Howard Yu sebagai Direktur IMD Center for Future Readiness melalui keterangan resmi di Jakarta, Senin (27/5).
Selama delapan tahun terakhir, Baik Mastercard dan Visa, konsisten berada di posisi puncak lantaran kelincahan mereka menyesuaikan penerapan model bisnis untuk berbagai lini layanan dan produk yang ditawarkan, seperti pembayaran digital dan penggunaan AI.
Sementara Bank DBS dan JPMorgan Chase juga tetap lincah imbas investasi pada transformasi digital, infrastruktur cloud, dan pengembangan platform AI di internal perusahaan.
Fintech sulit menyaingi Mastercard
Menariknya, inovasi Mastercard dan Visa bahkan lebih unggul dari para pesaing dari industri fintech yang dikenal memiliki gebrakan inovasi digital seperti Coinbase (64.2), Block (60.3), dan PayPal (56.4). Beberapa fitur khas para pemain fintech yang diadopsi seperti skema buy now pay later (paylater), embeded financing, hingga jual beli crypto.
Ketiga perusahaan “penantang” ini memang berhasil memaksa para pemain keuangan tradisional untuk segera mengadopsi teknologi baru untuk mendorong efisiensi, meningkatkan layanan pelanggan, dan membuka model bisnis baru.
Namun, kekuatan aliansi, infrastruktur, dan masifnya skala pengaruh akses layanan Mastercard dan Visa kepada pengguna, membuat posisi para penantang ini belum bisa mengungguli para perusahaan finansial raksasa itu.
“Pada kasus Paypal, Block, dan Coinbase, secara umum mereka tidak cukup kuat dan menonjol untuk membendung kekuatan Mastercard dan Visa yang memiliki infrastruktur masif dan kini membentuk aliansi dengan berbagai startup,” tutur Yu.
Selain itu, Mastercard dan Visa membentuk aliansi, akuisisi, dan kemitraan dengan berbagai startup kecil untuk memberi perlawanan atas derasnya arus inovasi perusahaan fintech. Kemitraan ini lantas memanfaatkan kekuatan bisnis dan infrastruktur Mastercard dan Visa dengan memasifkan layanan khas fintech dan menjaga dominasi mereka di industri keuangan.