Dibayangi Gejolak Global, Harga Saham Bank Mandiri Terus Melonjak
Erick Thohir yakin kinerja Himbara ke depan tetap positif.
Jakarta, FORTUNE - Kinerja PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) konsisten mencatatkan pertumbuhan di tengah ketidakpastian ekonomi global. Peningkatan kinerja tersebut tercermin dari pergerakan harga saham bank berkode emiten BMRI dalam tiga tahun terakhir.
Tercatat pada 15 Mei 2020 harga saham BMRI sempat berada di level terendahnya yakni Rp3.760 per lembar saham. Melalui konsistensi perbaikan bisnis dan transformasi, saham Bank Mandiri pun berhasil menorehkan penguatan harga mencapai level tertinggi baru sepanjang masa menjadi Rp9.450 pada penutupan perdagangan saham Efek Indonesia, Selasa (13/9). Posisi tersebut naik 34,2 persen dari harga saham pada penutupan perdagangan awal tahun 2022 sebesar Rp7.025.
Erick Thohir yakin kinerja Himbara tetap positif
Kinerja Bank Mandiri sebagai bagian dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) diharapkan berkontribusi positif terhadap perekonomian dalam negeri.
Menteri BUMN Erick Thohir pun bahkan sempat mengatakan, kinerja Himbara terus mengalami lonjakan pada semester I 2022 dan memiliki potensi untuk terus tumbuh ke depan.
"Kalau pada tahun buku 2021, negara mendapatkan setoran dividen mencapai Rp 24,56 triliun dari bank-bank BUMN, kita optimistis dividen untuk 2022 akan jauh lebih besar," ucap Erick melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Jumat (14/10).
Erick juga mengatakan, kinerja positif ini sekaligus menjadi bukti transformasi yang dijalankan oleh perusahaan BUMN baik dari optimalisasi proses bisnis hingga digitalisasi. Sekaligus secara langsung menjadikan pola bisnis perbankan BUMN menjadi lebih efisien.
Ini upaya trasformasi Bank Mandiri
Bank Mandiri sebagai salah satu anggota Himbara pun mencatat kinerja yang membaik lewat konsistensi percepatan transformasi bisnis secara menyeluruh dalam tiga tahun terakhir.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menjelaskan, perseroan akan melanjutkan transformasi bisnis ini dengan terus mempersiapkan sumber daya manusia berdaya saing tinggi serta mampu mengedepankan peran teknologi dan inovasi sebagai pilar aktivitas bisnis.
“Kami memandang tren pertumbuhan ini sebagai sinyal positif bahwa permintaan masih ada dan diharapkan akan terus meningkat. Namun, kami akan tetap waspada dalam mengeksekusi rencana bisnis ke depan,” ujar Darmawan.
Konsistensi tersebut diwujudkan pula lewat torehan kinerja yang solid. Tercatat, hingga akhir Agustus 2022 Bank Mandiri secara bank only telah berhasil membukukan kredit sebesar Rp 887,33 triliun atau tumbuh 9,89 persen secara year on year (YoY), selaras dengan iklim ekonomi yang positif.
Sebagai salah satu bank yang fokus pada pengembangan bisnis ke segmen wholesale, laju kredit Bank Mandiri juga diikuti oleh perbaikan kinerja dari sisi wholesale banking. Tercermin dari kredit wholesale banking Bank Mandiri berhasil mencatatkan pertumbuhan hingga 8,36 persen (YoY) di akhir Agustus 2022.
Pertumbuhan kredit tersebut juga selaras dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) per Agustus 2022 yang mencapai 11,10 persen (YoY) menjadi Rp 1.036,65 triliun secara bank only. Kondisi tersebut didorong oleh peningkatan dana murah secara bank only yang mencapai Rp780,5 Triliun atau tumbuh sebesar 14,81 persen (YoY) dengan komposisi dana murah mencapai 75,29 persen.
Di samping itu, untuk mewujudkan layanan yang menyeluruh, bank berlogo pita emas ini juga terus mempertajam sinergi anak perusahaan untuk menciptakan ekosistem bisnis Mandiri Group yang terintegrasi.
“Tujuan utama transformasi bisnis ini adalah agar Bank Mandiri dapat terus memberikan nilai lebih bagi nasabah di seluruh segmen, dan memberikan dampak positif terhadap perekonomian yang dapat dirasakan oleh masyarakat,” imbuhnya.