Sepanjang 2022, BCA Salurkan 6 SBN Ritel Senilai Rp23 triliun
AUM reksa dana dan obligasi BCA tumbuh 58%.
Jakarta, FORTUNE - Pada tahun 2022, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) telah melakukan penjualan 6 SBN Ritel dengan nilai transaksi lebih dari Rp23 Triliun.
Direktur BCA Haryanto Budiman menyatakan, saat ini minat investasi masyarakat Indonesia semakin bertumbuh. "Layanan ini sejalan dengan visi kami untuk senantiasa mendukung pemulihan perekonomian nasional," kata Haryanto melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Kamis (22/12).
SBN bisa dijadikan jaminan kredit
Haryanto menambahkan, BCA terus menghadirkan & mengembangkan layanan investasi untuk nasabah melalui layanan wealth management (Welma) dan product wealth yang beragam sesuai kebutuhan dan profil risiko nasabah.
Salah satu solusi untuk memudahkan likuiditas bagi Investor SBN, BCA menghadirkan solusi kredit untuk berbagai kebutuhan dengan menggunakan SR, ORI, ataupun FR sebagai agunan dengan proses mudah dan suku bunga yang kompetitif.
AUM reksa dana dan obligasi BCA tumbuh 58%
Tercatat, kinerja Wealth Management (Welma) BCA hingga September 2022 tumbuh positif dengan minat dan antusiasme investasi dari para nasabah yang meningkat.
Hal ini terlihat dari pertumbuhan Asset Under Management (AUM) produk reksa dana dan obligasi yang mencapai 58 persen secara year on year pada Kuartal III/2022.
Dengan kinerja yang positif, BCA kembali mendapatkan tiga penghargaan dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia terkait Surat Berharga Negara (SBN). Penghargaan itu ialah Mitra Distribusi Surat Utang Negara Ritel dengan Kinerja Terbaik Tahun 2021 (urutan 1), Dealer Utama Surat Utang Negara dengan kinerja terbaik Tahun 2021 (urutan 2), dan Dealer Utama Surat Utang Negara dengan Kinerja Terbaik di Pasar Sekunder Tahun 2021 (urutan 1).
Apresiasi menjadi Mitra Distribusi (Midis) SUN terbaik yang diraih oleh BCA berkat partisipasi nasabah BCA yang turut serta dalam pembangunan Indonesia dengan berinvestasi pada SBN salah satunya melalui digital channel BCA sebagai Midis Kemenkeu RI dalam menawarkan SBN.