Jakarta, FORTUNE - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) sedang melakukan proses penggabungan atau merger dari dua anak usahanya yakni, BCA Finance dan BCA Multi Finance. Dengan bergabungnya dua perusahaan ini, akankah berlanjut ke jenjang Initial Public Offering (IPO)?
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja menjelaskan, perusahaan hasil dari merger ini tidak ditargetkan untuk melantai di bursa. "Kita harapkan akan lebih bagus performa ke depan, enggak ada target IPO," kata Jahja di sela acara BCA Expo 2024 di Tangerang, Jumat Sore, (16/8).
Proses merger untuk efisiensi
Jahja menambahkan, alasan utama pihaknya melakukan merger semata-mata untuk efisiensi segmen bisnis. Sebab, keduanya memiliki fokus pada pembiayan kendaraan atau multifinance.
"Kita hanya simplifikasi, karena tadinya (ada fokus masing-masing) ada yang motor, ada yang mobil, kita gabungkan saja jadi satu. Cari efisiensi," kata Jahja.
Hasil dari merger ini, lanjut Jahja, diharapkan semakin memperkokoh bisnis di BCA. Setelah merger, BCA Finance akan menjadi entitas penerima penggabungan (surviving entity).
Begini nasib karyawan dan konsumen BCA Multifinance
Dalam pengumuman resmi sebelumnya, untuk memuluskan usaha ini, BCA Finance dan BCA Multi Finance akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk mendapatkan persetujuan dari masing-masing pemegang saham. Setelah penggabungan berlaku efektif, seluruh hak dan kewajiban BCA Multi Finance akan dialihkan sepenuhnya kepada BCA Finance.
Terkait hubungan kerja, karyawan BCA Multi Finance akan beralih ke BCA Finance. Sedangkan untuk konsumen BCA Multi Finance tetap dapat melakukan pembayaran angsuran dan pengambilan dokumen di kantor cabang BCA Multi Finance, yang akan berubah nama menjadi BCA Finance.