Survei BI: Tren Harga Rumah Tapak Masih Naik di Awal 2024
Kenaikan harga rumah di Pontianak paling tinggi.
Jakarta, FORTUNE - Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia (BI) mengindikasikan harga properti residensial atau rumah tapak di pasar primer melanjutkan peningkatan. Hal tersebut tercermin dari perkembangan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan I 2024 yang secara tahunan tumbuh 1,89 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 1,74 persen (yoy).
“Peningkatan IHPR tersebut terutama didorong oleh kenaikan harga properti tipe kecil yang meningkat 2,41 persen (yoy),” Departemen Komunikasi kata Asisten Gubernur BI, Erwin Haryono melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Jumat (17/5).
Lebih lanjut, perkembangan Harga Rumah tipe menengah dan besar padatriwulan I 2024 juga terindikasi masih meningkat meski tidak setinggi triwulan sebelumnya.
Harga masing-masing tipe tersebut naik sebesar 1,60 persen (yoy) dan 1,53 persen (yoy), melambat dari 1,87 persen (yoy) dan 1,58 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya.
Kenaikan harga rumah di Pontianak paling tinggi
Secara spasial, dari 18 kota yang diamati, sembilan kota mengalami peningkatan IHPR, delapan lainnya mengalami perlambatan sementara satu kota tercatat mengalami penurunan.
Peningkatan harga rumah terbesar pada triwulan I 2024 terutama terjadi di kota Pontianak yang naik 4,68 persen (yoy), Kota Samarinda yang naik 2,45 persen (yoy) dan Denpasar yang naik 1,48 pesen (yoy).
Adapun, sejumlah daerah yang mengalami perlambatan harga terutama terjadi di Kota Bandar Lampung yang melambat 0,10 persen (yoy), Surabaya sebesar 0,34 persen (yoy), dan Balikpapan sebesar 0,48 persen (yoy), sedangkan di Kota Pekanbaru tercatat kontraksi 0,13 persen (yoy).
Didominasi KPR, penjualan properti masih moncer
Sementara itu, penjualan properti residensial juga masih tumbuh moncer 31,16 persen (yoy), meningkat signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,37% (yoy), didorong peningkatan penjualan pada seluruh tipe rumah.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa sumber pembiayaan pembangunan properti residensial terutama berasal dari dana internal pengembang dengan pangsa 72,93 persen. Sementara dari sisi konsumen, pembelian rumah primer mayoritas dilakukan melalui skema pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (Kpr), dengan pangsa sebesar 76,25 persen dari total pembiayaan.