Transaksi QRIS Melonjak 226% saat Transaksi Kartu ATM Merosot 8%
Transaksi kartu kredit masih naik 20,92%.
Jakarta, FORTUNE - Bank Indonesia (BI) mencatat transaksi QR Code Indonesian Standard (QRIS) masih melonjak 226,54 persen secara year on year (yoy) saat transaksi Kartu ATM atau debit Perbankan yang turun 8,42 persen hingga triwulan II-2024
Kondisi itu sejalan dengan hasil survei Populix yang mencatat 94 persen responden memilih menggunakan QRIS untuk transaksi pembayaran dalam satu bulan terakhir. “Hal ini menunjukkan tingginya frekuensi dan kenyamanan berTransaksi Digital melalui QRIS, serta kemampuannya dalam mengakomodasi berbagai jenis kebutuhan pembayaran,” kata Co-Founder & CEO, Populix, Timothy Astandu melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Rabu (17/7).
Untuk jumlah pengguna QRIS sendiri saat ini sudah mencapai 50,50 juta dan jumlah merchant 32,71 juta. Sementara itu, dari segi jumlah transaksi pembayaran kartu ATM masih cukup tinggi mencapai 1.759,92 juta transaksi.
Transaksi kartu kredit masih naik 20,92%
Di sisi lain, transaksi kartu kredit masih tumbuh 20,92 persen (yoy) mencapai 114,31 juta transaksi. Sedangkan untuk jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) juga masih tumbuh 6,61 persen (yoy) menjadi Rp1.057,8 triliun.
“Transaksi pembayaran berbasis Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) yang memfasilitasi interkoneksi di sistem pembayaran tumbuh positif didorong perluasan kerja sama antar pelaku industri,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo.
Perry menyatakan, stabilitas infrastruktur sistem pembayaran tetap terjaga, ditopang interkoneksi struktur industri yang makin luas. Dari sisi infrastruktur, kelancaran dan keandalan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (SPBI) terjaga baik, aman, dan andal, didukung kondisi likuiditas dan operasional yang memadai. Dari sisi struktur industri, lanjut Perry, interkoneksi sistem pembayaran dan perluasan ekosistem ekonomi keuangan digital (EKD) terus meningkat.
Ekonomi dan keuangan digital RI tembus Rp42.008 triliun
Dengan demikian, kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital pada triwulan II 2024 tetap kuat dengan nilai mencapai Rp42.008,08 triliun. Khusus untuk transaksi digital banking tercatat 5.363 juta transaksi atau tumbuh sebesar 34,49 persen (yoy), sementara transaksi Uang Elektronik (UE) tumbuh 39,24 persen (yoy) mencapai 3.958,53 juta transaksi.
Sementara untuk transaksi BI-RTGS meningkat 13,42 persen (yoy) sedangkan dari sisi ritel, volume transaksi BI-FAST tumbuh positif 67,79 persen (yoy) mencapai 785,95 juta transaksi. Meski transaksi digital kian meningkat, Bank Indonesia juga terus menjaga ketersediaan uang Rupiah dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang layak edar di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), termasuk daerah 3T (Terdepan, Terluar, Terpencil).