Jakarta,FORTUNE - Tren Harga Rumah di Semarang tercatat masih naik sebesar 3,8 persen secara tahunan. Bahkan pertumbuhan itu lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan nasional, yaitu sebesar 0,2 persen.
Hal itu terungkap dari Rumah123 Flash Report edisi September 2024. Rumah123 pun telah melihat adanya lonjakan tren permintaan (enquiries) terhadap rumah yang dijual mulai pertengahan tahun 2023 lalu.
"Hal ini tercatat konsisten sejak bulan April 2024. Sementara mayoritas kota-kota lain di Indonesia mengalami pertumbuhan harga tahunan yang secara umum lebih rendah dibandingkan inflasi, sehingga Semarang menjadi salah satu kota yang cukup potensial bagi investasi properti," kata Head of Research Rumah123, Marisa Jaya melalui keterangn reami di Jakarta, Jumat (27/9).
Kenaikan harga rumah lebih tinggi dari inflasi
Ia bahkan menuturkan, pertumbuhan harga rumah di Semarang lebih tinggi dibandingkan laju inflasi tahunan di Semarang yang hanya sebesar 1,85 persen.
Puncak permintaan terjadi pada bulan Agustus 2023, dengan pertumbuhan permintaan rumah yang dijual sebesar 82,5 persen dan rumah yang disewa tumbuh sebesar 64,1 persen secara tahunan.
Setelah Agustus 2023, tren permintaan bergerak relatif stabil. Secara year-to-date, per Agustus 2024, permintaan rumah yang dijual tumbuh 8 persen, sementara rumah yang disewa mengalami penurunan 10,6 persen. Hal ini memperlihatkan adanya pergeseran preferensi di kalangan calon pembeli potensial dengan lebih memilih rumah yang dijual.
Pembeli rumah didominasi kelas menengah
Permintaan di Semarang didominasi oleh kelas menengah dan menengah-bawah, terutama pada segmen harga di bawah Rp400 juta, seperti di Tembalang (54,8 persen), Banyumanik (52 persen), Semarang Barat (57,6 persen), Semarang Tengah (42,4 persen), dan Pedurungan (41,7 persen).
Namun, Semarang Tengah juga mencatat permintaan signifikan untuk rumah di segmen Rp1-3 miliar (23,2 persen) dan di atas Rp5 miliar (12,3 persen), lebih tinggi dibanding kecamatan lain. Ini menunjukkan potensi Semarang Tengah bagi pasar kelas menengah dan menengah-atas.
“Faktor utama yang mendorong daya tarik ini adalah pertumbuhan ekonomi kota yang stabil dan harga properti yang masih relatif terjangkau dibandingkan dengan kota-kota besar lain seperti Jakarta atau Surabaya. Sehingga Semarang menjadi kota yang potensial bagi investasi, terlebih pertumbuhan harga yang cukup konsisten melampaui inflasi,” papar Marisa.
Selain itu, perkembangan infrastruktur di Semarang semakin pesat, termasuk pembangunan jalan tol dan transportasi umum yang lebih baik, yang mempermudah mobilitas di dalam kota maupun ke luar kota. Semarang juga menawarkan peluang kenyamanan hidup dengan fasilitas lengkap, dari pendidikan, kesehatan, hingga hiburan. Hal-hal ini menjadikan Semarang sebagai pilihan ideal bagi generasi muda dewasa yang mencari hunian nyaman dan investasi properti yang menjanjikan.