FINANCE

Tren Harga Rumah Seken Masih Naik, Ini Kota yang Naik Paling Tinggi

Harga rumah Rp1 miliar hingga Rp3 Miliar paling diminati.

Tren Harga Rumah Seken Masih Naik, Ini Kota yang Naik Paling TinggiIlustrasi KPR Perumahan/ Shuterstock Gungpri
27 August 2024

Jakarta, FORTUNE - Tren kenaikan harga Rumah seken masih terjadi di sejumlah kota di Indonesia. Berdasarkan Rumah123 Flash Report edisi Agustus 2024 menunjukkan kenaikan harga tahunan rumah seken di 13 kota besar Indonesia sebesar 2 persen. 

Sebanyak 11 dari 13 kota dalam Indeks Harga Rumah Seken mengalami kenaikan harga bulanan rumah seken, dengan Surakarta atau Solo memimpin kenaikan tertinggi sebesar 6,3 persen. Sedangkan secara tahunan, kenaikan harga rumah seken secara konsisten masih dipegang Denpasar, yakni naik 19,8 persen. 

Head of Research Rumah123, Marisa Jaya menjelaskan, sejak bulan Agustus 2023 lalu, pihaknya melihat Surakarta atau Solo mencatatkan pertumbuhan harga tahunan yang cukup konsisten hampir di setiap bulannya. 

"Pertumbuhan tahunan tertinggi terjadi pada bulan November 2023 lalu, yakni sebesar 8,3 persen year-on-year (yoy). Harga rumah di Surakarta meski mengalami fluktuasi setiap bulannya, secara umum menunjukkan tren yang meningkat sejak awal tahun 2023 lalu," kata Marisa melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Selasa (27/8).

Segmen harga rumah Rp1 miliar hingga Rp3 Miliar paling diminati

Ilustrasi penyaluran kredit perumahan. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Sepanjang periode Januari-Juli 2024, area paling populer dalam permintaan rumah seken di Surakarta adalah Banjarsari (35,2 persen), Jebres (30,4 persen) dan Laweyan (22,3 persen). Salah satunya dikarenakan Serengan dan Pasar Kliwon memiliki area yang lebih kecil dibandingkan kecamatan lainnya, sehingga mencatatkan permintaan yang lebih sedikit. 

Berdasarkan data Rumah123, permintaan rumah seken di Banjarsari didominasi kelas menengah atas. Permintaan tertinggi tercatat pada rentang harga Rp1-3 miliar (40,7 persen) diikuti rentang harga Rp400 juta-Rp1 miliar (30,8 persen). Sementara properti dengan harga di atas Rp3 miliar juga mencatatkan permintaan yang cukup tinggi, sebesar 19,4 persen. 

Di Jebres, permintaan didominasi oleh kelas menengah dan menengah-atas dengan proporsi permintaan tertinggi terdapat pada harga Rp400 juta-Rp1 miliar (37,3 persen) diikuti oleh rentang harga  di bawah Rp400 juta (33,3 pesen). Sementara segmen harga Rp1-3 miliar mencatatkan permintaan sebesar 22,4 persen. 

Laweyan dan Serengan menunjukkan karakteristik pasar yang mirip, didominasi oleh kelas menengah dan menengah-atas. Permintaan tertinggi berada pada rentang harga Rp1-3 miliar, dengan proporsi sebesar 24,5 persen di Laweyan dan 27,4 persen di Serengan. Di segmen harga Rp400 juta-Rp1 miliar, permintaan tercatat sebesar 21,1 persen di Laweyan dan 20,2 persen di Serengan. Sedangkan untuk properti dengan harga di atas Rp5 miliar, permintaan di Laweyan cukup tinggi, mencapai 22,3 persen, sementara di Serengan sebesar 14,3 persen.

Generasi muda-dewasa mendominasi pembelian rumah

rumah kpr
ilustrasi membeli rumah kpr (pexels.com/Alena Darmel)

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.