Jakarta, FORTUNE - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mampu mencetak Laba bersih konsolidasi senilai Rp60,4 triliun di sepanjang 2023. Laba itu tumbuh 17,5 persen secara year on year (yoy) bila dibandingkan dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp51,41 triliun.
Direktur Utama BRI Sunarso menyatakan, capaian laba tersebut didukung oleh transformasi bisnis dan penyaluran kredit yang kuat di 2023. Ia juga bersyukur BRI mampu tumbuh di tengah tren tingginya inflasi hingga suku bunga.
“Kondisi geopolitik yang memanas, dan kondisi perbankan di AS yang banyak kolaps. Namun, BRI mampu lewati itu semua secara impresif," kata Sunarso melalui konferensi pers secara virtual di Jakarta, Rabu (31/1).
Bila dilihat dari laporan keuangannya, capaian kinerja yang positif ini juga terdorong dari pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang mencapai Rp135,18 triliun atau tumbuh 8,5 persen.
Didominasi UMKM, kredit BRI naik 11,2%
Untuk penyaluran kredit BRI hingga akhir 2023 mencapai Rp1.266,4 triliun, tumbuh 11,2 persen (yoy). Kredit itu didominasi oleh penyaluran ke sektor UMKM yang porsinya mencapai 84,4 persen atau senilai Rp1.068 triliun.
Seiring dengan penyaluran kredit, margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) BRI juga tercatat naik tipis 0,04 persen atau empat basis poin (bps) menjadi 6,84 persen di akhir 2023.
Bank plat merah ini juga mengaku mampu menjaga kualitas kredit macetnya dengan rasio non performing loan (NPL) sebesar 2,95 persen. Meski demikian, BRI juga menyiapkan NPL coverage sebesar 229,09 persen.
Aset BRI mendekati Rp2.000 triliun
Sementara itu, bank dengan kode saham BBRI ini juga mampu meningkatkan aset 5,33 persen (yoy) menjadi Rp1.965 triliun di akhir 2023. Tentunya kondisi itu juga didukung oleh meningkatnya Dana Pihak Ketiga (DPK).
Meski hanya tumbuh tipis 3,86 persen (yoy), DPK BRI tembus Rp1.358,33 triliun. Capaian itu didominasi oleh dana murah atau current account savings account (CASA) dengan porsi 64,35 persen dari total DPK.