Tumbuh 75,1%, Laba BNI Sentuh Rp8,8 triliun di Semester I-2022
Bank Mayora beroperasi jadi bank digital pada kuartal I-2022
Jakarta, FORTUNE - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) menorehkan tren kinerja yang positif di semester I-2022 dengan membukukan laba bersih senilai Rp8,8 triliun. Laba tersebut tumbuh 75,1 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy).
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyampaikan, pemulihan ekonomi terjadi dengan sangat baik pada pertengahan tahun ini. Geliat usaha serta konsumsi masyarakat semakin kuat sehingga mendorong kinerja BNI sebagai fungsi intermediator.
“Kami sangat bersyukur dengan pencapaian kinerja sampai dengan pertengahan tahun ini. Kinerja fungsi intermediasi semakin kuat seiring dengan tren pemulihan ekonomi. Implementasi green banking dapat tetap dijalankan, dan bahkan menjadi potensi positif bagi kinerja profitabilitas,” kata Royke melalui konferensi video saat paparan kinerja di Jakarta, Jumat (29/7).
Himpunan DPK BNI tumbuh 7%
Kinerja penghimpunan dana masyarakat di BNI juga tetap kuat dengan nilai dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp691,84 triliun, naik 7,0 persen (yoy). DPK tersebut didominasi oleh dana murah (CASA), yang mencapai 69,2 persen dari total DPK yang terhimpun.
Penyumbang terbesar CASA adalah nasabah tabungan yang aktif bertransaksi melalui aplikasi BNI Mobile Banking dan giro dari nasabah pengguna cash management services pada BNI Direct. “Per Juni 2022, pengguna BNI Mobile Banking berkontribusi terhadap 59,2 persen tabungan. Sementara, 92 persen dana giro dikontribusikan oleh pengguna layanan cash management,” kata Royke.
BNI Incar Pertumbuhan Kedit 10% di 2022
Di sisi lain, penyaluran kredit BNI pada semester I-2022 tercatat Rp620,42 triliun atau tumbuh 8,9 persen (yoy).
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengutarakan, BNI mampu mendorong kinerja fungsi intermediasi semakin kuat pada kuartal kedua 2022. Dirinya menyebut, kredit di segmen korporasi masih menjadi motor akselerasi kredit BNI. Akselerasi penyaluran kredit ini terbukti dari pembiayaan ke segmen korporasi swasta yang tumbuh 14,7 persen (yoy) menjadi Rp 205,3 triliun.
“Sektor ekonomi yang dibidik di segmen business banking adalah sektor manufaktur, perdagangan, pertanian, transportasi dan pergudangan, serta telekomunikasi. BNI juga masuk pada sektor ekonomi hijau seperti energi baru dan terbarukan,” kata Novita.
Dari sisi kredit konsumer, Novita mengatakan, BNI mampu mencetak kinerja positif di bisnis kredit payroll dengan pertumbuhan 19,6 persen (yoy) menjadi Rp39,1 triliun dan kredit pemilikan rumah yang tumbuh 7,6 persen (yoy) menjadi Rp 51,2 triliun.
“Dengan brand consumer banking BNI yang semakin kuat, BNI mampu meningkatkan daya saing, sambil meluncurkan berbagai inovasi guna meningkatkan daya tarik produk konsumer dalam berkompetisi dengan peers,” kata Novita.
BNI berharap tren kinerja ekonomi pada semester kedua tahun 2022 akan kembali membuat fungsi intermediasi dan kinerja BNI semakin kuat. Dengan semakin kuatnya potensi pertumbuhan debitur green banking, BNI tetap optimistis pertumbuhan kredit sampai dengan akhir tahun antara 7 persen hingga 10 persen pada tahun ini.
Bank Mayora akan beroperasi penuh jadi bank digital di kuartal I-2022
Pada sesi tersebut, Royke juga kembali menjelaskan terkait perkembangan proses akuisisi dari Bank Mayora oleh BNI. Dirinya menyebut, saat ini Bank Mayora masih beroperasi sebagai bank konvensional di bawah anak usaha dari BNI.
Pihaknya bersama perusahaan teknologi asal Singapura, Sea Limited mengaku sedang meracik dua skema utama jangka pendek untuk pengembangan bank digital. Pertama ialah pembentukan brand baru untuk bank digital dengan fokus menyasar segmen UMKM, dan kedua ialah pembentukan platform digital tersendiri. Dirinya juga memastikan, Bank Mayora akan beroperasi penuh sebagai bank digital pada kuartal I-2023.
"Kita berharap (Bank Mayora beroperasi) secara digital yang akan dimulai di kuartal I-2023," kata Royke.
Di satu sisi, BNI terus berbenah mendigitalkan diri dengan mobile banking miliknya. Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati mengatakan, transformasi digital telah memberi kontribusi yang cukup kuat baik dari segi operasional maupun profitabilitas BNI. Sebagai salah satu pionir digital banking, perseroan proaktif meningkatkan kapasitas dan kapabilitas layanan dalam mendorong dan mengembangkan solusi digital bagi para nasabah.