Merchandise Hotel Mewah Kini Jadi Tren Fesyen di Eropa
Merchandise dari hotel-hotel terkenal kian diminati.
Jakarta, FORTUNE - Merchandise Hotel Mewah mendadak menjadi tren fashion terpanas di seluruh Eropa. Fortune.com melaporkan, fenomena ini terlihat di Mykonos dan populer di kalangan turis. Saat plesiran, mereka tak hanya menggunakan barang branded, tapi juga merchandise hotel.
Di Mykonos seorang turis berusia sekitar 30-an tampak membawa dua tas—satu dari Dior dan yang lain adalah tote bag cokelat dari Four Seasons Astir Palace, Athena. Tote bag Dior tersebut dijual seharga sekitar US$3.000, jumlah yang setara dengan biaya menginap dua malam di Four Seasons pada puncak musim panas.
Ada pula, seorang wanita di sebelah saya di bar tepi laut di Little Venice mengenakan dress sederhana dengan topi dari Hotel du Cap-Eden-Roc, resor terkenal di selatan Prancis, yang jaraknya sekitar 1.200 mil dari Yunani.
Selain itu, di London penggunaan merchandise hotel juga terlihat di dalam kereta bawah tanah. Di antara ransel desainer dan tote bag dari toko buku Daunt, penumpang juga membawa tas dari One&Only dan The Newt di Somerset.
Dampaknya hotel-hotel mewah kini berinvestasi lebih banyak dalam produk merchandise, seperti tote bag nilon dari Beverly Hills Hotel seharga US$218, topi baseball dari Le Bristol Paris seharga $88, hingga piyama sutra dari Peninsula London yang dijual seharga US$770.
Merchandise jadi sumber pendapatan tambahan
Fenomena ini tidak hanya menjadi sumber pendapatan tambahan bagi hotel, tetapi juga menjadi strategi pemasaran yang cerdas. Menurut Barbara Czarnecka, profesor di London’s South Bank University Business School, produk-produk ini membuat konsumen merasa seolah-olah mereka menjadi bagian dari "klub eksklusif" jika membeli merchandise dari hotel-hotel mewah tersebut.
Tren ini sebanding dengan kaos konser yang mengingatkan pemakainya pada momen-momen menyenangkan dan menegaskan status sosial mereka. Setelah cerita Instagram dari liburan musim panas Eropa usai, merchandise ini akan terus menunjukkan bahwa pemiliknya pernah menginap di hotel kelas atas—atau setidaknya membeli produk dari sana.
Selama dekade terakhir, influencer fashion terus bergantian melewati berbagai tren seperti normcore, gorpcore, dan Barbiecore. Saat ini, tren tersebut berkembang menjadi “resortcore.” Aman, salah satu perusahaan hotel paling mewah di dunia, melaporkan bahwa bisnis e-commerce mereka telah berlipat ganda dalam setahun terakhir. Mandarin Oriental dan Hotel Eden di Roma juga mengikuti tren ini dengan menawarkan merchandise eksklusif yang terinspirasi oleh lokasi mereka.
Jennifer Alfano, seorang stylist dari New York, mengatakan bahwa souvenir sekarang berbeda dari sebelumnya. Sulit menemukan barang unik saat bepergian, sehingga merchandise hotel menjadi alternatif yang eksklusif dan sulit ditemukan di tempat lain. Tren ini terus berkembang, dengan banyak merek fashion yang memperluas kemitraan mereka ke dunia perhotelan untuk memanfaatkan minat konsumen yang ingin menghabiskan uang mereka untuk perjalanan dan pengalaman pasca-pandemi.
Hotel bintang lima di Paris, Le Bristol, bahkan meluncurkan lini pakaian pertamanya tahun ini, sementara kolaborasi antara Passalacqua dan Emilia Wickstead di Lake Como menciptakan merchandise yang mencerminkan keindahan gaya hidup Italia di lokasi tersebut. Pasar barang bekas untuk merchandise hotel juga mulai berkembang, dengan banyak orang mencari barang-barang yang tidak hanya eksklusif tetapi juga menjadi pembuka percakapan yang menarik.
Dengan semakin banyaknya hotel yang berinvestasi dalam merchandise, tren ini diprediksi akan terus berlanjut, seiring dengan upaya merek fashion untuk menjangkau konsumen di tempat yang tepat—hotel-hotel mewah yang mereka kunjungi selama musim panas ini.