LUXURY

Terus Merugi, Sephora Hengkang dari Korea Selatan

Sephora kalah saing dengan CJ Olive Young.

Terus Merugi, Sephora Hengkang dari Korea SelatanDok. Sephora
22 March 2024

Jakarta, FORTUNE -  Peritel kecantikan asal Prancis, Sephora akan menutup seluruh gerainya di Korea, menyusul kerugian yang semakin besar sejak perusahaan itu memasuki pasar Korea pada tahun 2019. 

Keputusan ini sebagian besar disebabkan oleh dominasi CJ Olive Young di pasar kecantikan dalam negeri dan kegagalan perusahaan asing tersebut dalam memahami kebutuhan konsumen lokal.

Dalam pernyataan dalam akun instagram Sephora Korea, operasional perusahaan akan perlahan dihentikan. Mulai dari menutup toko online, aplikasi, hingga toko fisik pada 6 Mei.

“Sephora dengan berat hati memutuskan untuk berhenti berbisnis di Korea,” bunyi pesan tersebut. 

“Kami sangat berterima kasih kepada pelanggan yang telah mendukung kami,” demikian isi postingan media sosial Sephora Korea mengutip The Korea Times, Jumat (22/3).

Akhir perjalanan Sephora di Korea Selatan

Pada bulan Oktober 2019, Sephora membuka toko pertamanya di Korea Selatan, tepatnya di Parnas Mall di tenggara Seoul. Kala itu, ribuan pelanggan untuk mengantre produk kosmetiknya. Perusahaan ini memperluas kehadirannya di wilayah Seoul dengan membuka toko tambahan di distrik perbelanjaan utama.

Namun, pandemi Covid-19 langsung membuat Sephora tidak mampu menarik konsumen karena tidak lagi mengizinkan mereka menggunakan produk kosmetik di tokonya. Selain itu, penjual kosmetik kelas menengah telah kehilangan daya tariknya, karena konsumen Korea cenderung lebih memilih membeli produk riasan mahal di toko masing-masing merek di department store atau melalui online.

Akibatnya, Sephora Korea mengalami penurunan nilai modal pada tahun 2021 sehingga menimbulkan spekulasi akan segera meninggalkan pasar Korea. Kerugian operasionalnya mencapai 17,6 miliar won (US$13,1 juta) pada tahun 2022, naik dari 14,5 miliar won pada tahun sebelumnya.

“Besarnya defisit dan utang menunjukkan masih adanya ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup perusahaan,” kata Deloitte Anjin dalam laporan auditnya yang diterbitkan April lalu mengenai bisnis Sephora Korea pada tahun 2022.

Bisnis ritel kecantikan mulai surut

Pejabat industri memperkirakan Chicor dari Shinsegae menjadi perusahaan berikutnya yang menutup toko produk kecantikannya, mengikuti Sephora dan merek drug store lainnya, seperti Watsons, Lalavla, LOHBs dan Boots, yang semuanya telah meninggalkan pasar domestik.

Chicor, yang membuka toko pertamanya di Daegu Shinsegae Department Store pada tahun 2016, telah mengurangi jumlah tokonya menjadi di bawah 30 dan membatalkan rencananya untuk berekspansi ke luar negeri setelah pandemi Covid-19. Perusahaan ini juga diperkirakan akan menghadapi kesulitan dalam mencapai tujuannya untuk menghasilkan pendapatan tahunan sebesar 150 miliar won pada tahun ini.

Sebaliknya, CJ Olive Young telah memperkuat kepemimpinannya di pasar Korea, dengan pangsa pasar sekitar 90 persen dan lebih dari 1.300 toko di seluruh negeri.

“Sejak tahun 2022, Olive Young menikmati status sebagai satu-satunya pemain di pasar,” kata analis Hanwha Investment & Securities, Eom Su-jin.

“Daripada membuka lebih banyak toko, perusahaan kemungkinan akan lebih fokus pada peningkatan daya saing produk label pribadi dan saluran online tahun ini," katanya, menambahkan.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.