Tiffany & Co Buka Dua Butik Perhiasan di Makau
Bagian dari proyek ambisius mengusai pasar perhiasan.
Jakarta, FORTUNE - Keberhasilan pembukaan kembali The Landmark, toko bersejarah Tiffany & Co di Fifth Avenue di New York, bukanlah akhir dari proyek ambisius selama empat tahun, tapi awal dari babak baru bagi merek perhiasan ternama tersebut.
Pembukaan Landmark menandai pendekatan baru dan berbeda terhadap pengalaman ritel Tiffany. Jenama ini ingin lebih dekat lagi dan mengenalkan ciri khas lewat dua toko baru yang dibuka di Macau. Lokasi pertama di Shoppes di Four Seasons Macao dan kedua di Wynn Palace. Keduanya dirancang dengan indah untuk menonjolkan seni dan warisan perhiasan Tiffany.
Melansir Prestige Hongkong pada Selasa (13/2), kedua toko baru ini didesain oleh arsitek Peter Marino, yang mengambil inspirasi dari transformasi The Landmark baru-baru ini. Pada pembukaannya bulan April lalu, The Landmark dianggap sebagai lebih dari sekadar toko perhiasan, tapi juga pusat budaya. Setiap orang yang melintasi pintu berputar pasti akan merasakan kekuatan dan warisan merek Tiffany. Dengan sepuluh lantai yang dipenuhi keajaiban dari koleksi perhiasan kelas atas hingga karya seni pesanan Tiffany yang belum pernah dilihat sebelumnya oleh seniman ternama.
Seni inovatif berpadu kemewahan
Butik baru di Makau mencerminkan seni inovatif dan warisan superlatif yang sama. Meskipun tak memiliki gedung sepuluh lantai, namun kedua butik Four Seasons Macao dan Wynn Palace menjadi ruang yang mengesankan dengan kurasi karya seni yang kuat serta jam tangan dan perhiasan indah dari koleksi terbarunya, termasuk Tiffany Lock, Tiffany T, Tiffany HardWear, dan perhiasan kelas atas.
Contohnya, butik Four Seasons Macao menampilkan Tiffany Diamond Facade yang indah. Dengan prisma kristal yang merayakan cahaya dan kegembiraan, menciptakan kilauan kinetik yang memantulkan, membiaskan, dan menciptakan kedalaman tak terbatas. Dalam ruangan seluas 4.020 kaki persegi, butik ini juga menjadi rumah bagi Angelus Novus, karya seni oleh Francesco Clemente, dengan warna emas dan sedikit warna teal khas Tiffany.
Concept store di Wynn Palace juga sama mewahnya, dengan eksterior yang terinspirasi oleh teknik memalu pandai emas dan perak dari seluruh dunia. Ruangan seluas 2.028 kaki persegi ini dipenuhi dengan karya seni khusus, termasuk karya pinjaman dari seri Falling Man oleh Rashi Johnson yang menggunakan ubin keramik, pecahan cermin, dan lilin untuk mengkritik ras dan kelas.
Serial Tiffany karya Richard Prince juga dipajang, menampilkan karya abstrak monokromatik yang menampilkan iklan-iklan lama Tiffany & Co. Mitra seniman lama DPR, Daniel Arkham, juga turut berkontribusi dengan menciptakan karya seni menggunakan pasir berwarna, resin, dan cat, bersama dengan karya Takefumi Hori yang menggunakan daun emas dan kaligrafi Jepang. Perpaduan tersebut menciptakan karya yang terinspirasi oleh energi New York City dan membawa kita kembali ke awal perjalanan merek tersebut.