Begini Jurus Grup Astra Melawan Serbuan Merek Mobil Cina
Pasar otomotif makin atraktif dengan masuknya mobil Cina.
Fortune Recap
- PT Astra International Tbk (ASII) menyesuaikan strategi untuk menghadapi penetrasi produsen mobil Cina di pasar otomotif Indonesia.
- Astra memiliki 57% pangsa pasar otomotif domestik hingga Juni 2024, naik dari 52% lima tahun sebelumnya, dengan dukungan ekosistem perusahaan yang kuat.
- Pendapatan bersih Grup Astra turun tipis menjadi Rp160 triliun, sementara laba bersih divisi otomotif turun 3% karena penjualan mobil nasional menurun 19%.
Jakarta, FORTUNE - Produsen Mobil Cina agresif berekspansi di pasar Otomotif dalam negeri, melalui sejumlah kendaraan listrik. Melihat hal ini, PT Astra International Tbk (ASII)memasang sejumlah strategi.
Direktur PT Astra International, Henry Tanoto tak menampik memang saat ini banyak produsen otomotif asal Cina masuk ke pasar Indonesia dan berjumlah cukup signifikan. Namun, hal ini dinilai baik, dan menandakan pasar otomotif dalam negeri sangat atraktif dan akan tumbuh ke depannya. "Ini menjadi sinyal baik buat kami," katanya dalam paparan publik virtual, Rabu (8/8).
Dalam hal strategi, Henry mengatakan ASII akan terus memberikan produk an layanan yang sesuai kebutuhan masyarakat Indonesia mulai dari mesin pembakaran internal (ICE), Hybrid dan mobil listrik (BEV) dengan pasar yang beragam mulai dari mobil mewah, murah hingga mobil komersial.
Hingga Juni 2024, Astra menggenggam 57 persen pangsa pasar otomotif domestik. Angka ini lebih tinggi, dibanding 5 tahun lalu yang baru mencapai 52 persen. Penetrasi bisnis otomotif Astra juga menurutnya tak lepas dari dukungan ekosistem perusahaan yang kuat. Strategi ini pula yang menurutnya mendorong perusahaan tetap kompetitif di pasar.
“Selain produk kami juga memberikan layanan terbaik baik dari penjualan mobil baru, after sales, financing hingga used car hingga terbentuk resale value produk Astra yang kuat di pasar,” katanya.
Kinerja bisnis
Hingga semester I 2024, Grup Astra membukukan pendapatan bersih sebesar Rp160 triliun, turun tipis dibandingkan dengan semester pertama 2023 sebesar Rp162 triliun.
Sejalan dengan turunnya pendapatan, laba bersih Grup Astra juga terkontraksi. Bila tanpa menyertakan penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina, laba bersih Grup Astra mencapai Rp16,7 triliun atau turun 4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Laba bersih Grup Astra ditopang oleh sejumlah divisi utama. Bisnis otomotif yang menyumbang 34,9 persen laba bersih grup membukukan laba bersih Rp5,53 triliun pada semester I 2024, angka ini turun 3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp5,69 triliun.
"Laba bersih divisi otomotif Grup menurun 3 persen mencerminkan volume penjualan yang lebih rendah di tengah pasar otomotif yang melemah," kata Presiden Direktur Astra, Djoni Bunarto.
Mengutip data Gaikindo, penjualan mobil secara nasional menurun 19 persen menjadi 408.000 unit pada semester pertama 2024.
Sejalan dengan itu, penjualan mobil Astra menurun 17 persen menjadi 232.000 unit, sehingga pangsa pasar meningkat dari 55 menjadi 57 persen. Sepanjang semester I ini, perseroan telah meluncurkan empat model baru dan lima model revamped.
Selain roda empat, penjualan sepeda motor secara nasional sedikit menurun menjadi 3,2 juta unit pada semester pertama 2024. Penjualan sepeda motor PT Astra Honda Motor sebesar 2,4 juta unit, menurun 4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Alhasil, pangsa pasar perseroan menurun dari 80 persen menjadi 77 persen.