Bentuk Usaha Patungan Bareng Chevron, Begini Prospek Saham PGEO
Anak usaha ini fokus eksplorasi panas bumi di WKP Way Ratai.
Fortune Recap
- Anak usaha Pertamina dan Chevron kembangkan WKP Way Ratai, Lampung.
- Perusahaan Joint Venture bernama PT Cahaya Anagata Energy akan fokus melakukan ekspolarsi panas bumi di WKP Way Rakai hingga 2028.
- Kerja sama ini menjadi langkah maju yang positif untuk mengembangkan green hydrogen.
Jakarta, FORTUNE - Anak usaha PT Pertamina (Persero), yakni PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PPGEO) menggandeng Chevron New Energies Holdings Indonesia Ltd. (Chevron) mengembangkan Wilayah Kerja Panasbumi (WKP) Way Ratai, Lampung. Keduanya membentuk Joint Venture Company (JVC) bernama PT Cahaya Anagata Energy, dilanjutkan dengan pengurusan Izin Panas Bumi (IPB) serta perizinan lainnya.
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, Julfi Hadi mengatakan, WKP Way Ratai merupakan proyek strategis dan salah satu yang terbaik di Indonesia. "Way Ratai ini juga memiliki peran penting sebagai Hub di Sumatera sehingga bisa menambah nilai dari panas bumi dengan mengembangkan secondary product khususnya green hydrogen. Kami optimis kerja sama ini menjadi langkah maju yang positif," kata Jufri dikutip Senin, (11/12).
Julfi mengatakan, perusahaan patungan yang dalam bahasa sansekerta, 'Anagata' berarti masa depan ini mencerminkan komitmen berkelanjutan perusahaan dalam mengembangkan Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBT) di masa mendatang. "Ini sejalan dengan agenda pemerintah dalam mencapai net zero emission 2060," ujarnya.
Porsi kepemilikan saham
Penandatanganan akta pendirian PT Cahaya Anagata Energy sudah dilakukan di Jakarta, Rabu (6/12). Direktur Utama Pertamina New & Renewable Energy (PNRE), Said Reza Pahlevy mengatakan, penandatanganan ini, menandai langkah maju yang signifikan dalam upaya mencapai solusi energi berkelanjutan.
"Melalui usaha patungan ini, kami memanfaatkan pemahaman mendalam PGE mengenai lanskap panas bumi dan juga pengalaman luas Chevron di industri ini untuk menjajaki peluang baru untuk diversifikasi dan transisi energi," kata Reza.
Pada perusahaan patungan tersebut, 40 persen saham Cahaya Anagata Energy digenggam PT Pertamina Geothermal Energy Tbk dan 60 persen lainnya dikantongi oleh Chevron.
Cahaya Anagata Energy akan fokus melakukan eksplorasi panas bumi di WKP Way Ratai, Lampung, yang dilakukan hingga 2028.
Sebelumnya PGE dan Chevron yang tergabung dalam satu konsorsium telah diumumkan sebagai pemenang lelang WKP Way Ratai oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Juni lalu.
Prospek saham PGEO
Ekpansi dan sektor bisnis panas bumi yang dirambah PGEO diperkirakan akan membantu kinerja PGEO ke arah positif. Sebab, PGEO dinilai sebagai emiten dan pemain utama pada sektor energi terbarukan dengan pertumbuhan yang stabil.
"Bisnis PGEO, yaitu panas bumi, secara keseluruhan masih banyak potensi besar yang belum dimaksimalkan. Dengan kapasitas internal mencapai 672 MW, PGEO menjadi pemain yang sangat berpotensi di sektor energi hijau yang sedang berkembang saat ini," kata Equity Research Analyst Sucor Sekuritas, Andreas Tarigan.
Andreas mengatakan, energi panas bumi merupakan Energi Baru Terbarukan (EBT) paling feasible untuk Indonesia dalam mencapai net zero emission. Dalam hal ini, PGEO merupakan market leader yang bisa menjadi proksi baik di market.
Secara jangka panjang, PGEO akan diuntungkan karena merupakan salah satu market share terbesar, second largest share capacity. Bahkan, konsensi-konsensi panas bumi lain yang masih belum tergarap sebagian masih dipegang oleh PGEO.
“Secara fundamental kita lihat PGEO ini balance sheet-nya juga kuat. Kita lihat juga earnings-nya stabil dan kuat, serta bisa menghasilkan EBITDA margin 80 persen. Angka tersebut bisa dibilang tinggi dibandingkan perusahaan-perusahaan lain,” ujarnya.
Sucor Sekuritas memberi prospek positif terhadap pertumbuhan stabil dan margin PGEO yang tinggi. Berdasarkan riset tersebut, PGEO diperkirakan akan mengalami pertumbuhan kapasitas terpasang sebesar 14 persen CAGR dalam lima tahun mendatang, meningkatkan total kapasitas menjadi 1272 MW pada tahun 2027 (+89 persen dari angka saat ini).
"Kapasitas baru itu memungkinkan Perseroan untuk menghasilkan 11 miliar kWh/tahun, yang merupakan 9 persen pangsa pasar global," ungkapnya.
Dengan demikian, berdasarkan riset, Sucor Sekuritas memperkirakan pendapatan (top line) Perseroan akan mencapai US$806 juta pada 2027 atau bertumbuh 109 persen dari US$386 juta pada 2022. Dengan didukung oleh pertumbuhan pendapatan (top line) dan ekspansi marjin, laba bersih Perseroan diperkirakan akan mencapai US$205 juta pada 2027 (naik 61 persen dari US$127 juta pada 2022).
Sucor Sekuritas melihat Perseroan bakal mendapatkan keuntungan dari penyesuaian tarif yang menguntungkan setiap tahun. Tarif uap disesuaikan dengan tarif tetap sebesar 2 persen per tahun, sementara tarif listrik disesuaikan dengan menggunakan pergerakan PPI AS dan CPl AS sebagai referensi.
"Dalam tiga tahun terakhir, perusahaan mengalami kenaikan tarif sebesar 4-5 persen per tahun. Selain itu, sudah ada perjanjian take-or-pay yang mengharuskan pembeli untuk membeli jumlah minimum produksi," katanya.
Dengan fondasi tersebut, Sucor Sekuritas melihat PGEO memiliki strategi ekspansi yang sangat baik dan pertumbuhan yang stabil. Sucor Sekuritas juga merekomendasikan BUY dengan target price (TP) berbasis discounted cash flow (DCF) di level Rp1.650.