Bisnis Ritel Pulih, Laba Bersih Mitra Adiperkasa (MAPI) Melonjak 435%
MAPI juga meraup pendapatan hampir Rp27 triliun tahun lalu.
Jakarta, FORTUNE – Emiten ritel fesyen dan gaya hidup, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) mencatat pertumbuhan kinerja pada 2022. Laba bersih perseroan melesat lebih dari 400 persen terdorong oleh pemulihan aktivitas masyarakat dan peningkatan kinerja di semua segmen ritel perusahaan.
Sepanjang 2022, MAPI membukukan pendapatan bersih Rp26,9 triliun,tumbuh 46,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) sebesar Rp18,4 triliun, bahkan melampaui kinerja yang tercatat sebelum pandemi.
Margin laba kotor naik 290 basis points (bps) dari 41,8 persen menjadi 44,7 persen. Sedangkan laba usaha naik menjadi Rp3,1 triliun dari Rp1,2 triliun diikuti EBITDA yang tumbuh dari Rp3,4 triliun menjadi Rp5,4 triliun. Capaian tersebut akhirnya mendorong laba bersih perseroan melonjak 435 persen menjadi Rp2,5 triliun dari Rp467 miliar.
Khusus di kuartal empat 2022, pendapatan bersih MAPI tercatat meningkat 23,5 persen menjadi Rp8,1 triliun dibandingkan dengan Rp6,5 triliun pada kuartal tiga (quarter-to-quarter).
Adapun, margin laba kotor yang diperoleh perusahaan pada kuartal empat mencapai 43,6 persen sementara margin total expenses 32,7 persen, lebih rendah dari 33,5 persen pada kuartal 3 tahun 2022. Sehingga, laba usaha meningkat menjadi Rp891,3 miliar dari Rp853,8 miliar serta laba bersih, naik sebesar 29,4 persen menjadi Rp736,9 miliar dari Rp569,4 miliar dari kuartal sebelumnya.
“Tahun 2022 merupakan tahun pemulihan dari pandemi COVID-19. Keberhasilan program vaksinasi yang diadakan pemerintah berdampak pada kembalinya aktivitas masyarakat – di kantor, sekolah, pusat perbelanjaan, tempat wisata, serta perayaan Lebaran dan Natal,” ujar Ratih Darmawan Gianda, VP Investor Relations, Corporate Communications and Sustainability MAP Group dalam keterangannya, Kamis (30/3).
Ekspansi regional
Ratih menambhakna, MAPI berhasil memanfaatkan peluang dari peningkatan aktivitas masyarakat melalui implementasi yang konsisten atas strategi pertumbuhan perusahaan. "Melalui memanfaatkan platform multi-channel, akselerasi program digitalisasi, dan meningkatkan penggunaan data analisis untuk memperdalam merchandise forecasting serta optimalisasi supply chain," katanya.
Perusahaan melanjutkan fokus untuk memperkuat kemitraan strategis dengan brand internasional. Di luar Indonesia, MAPI mendapatkan kemitraan eksklusif untuk mengoperasikan Foot Locker di Thailand dan Filipina.
Sepanjang tahun lalu, perusahaan telah membuka 10 gerai Foot Locker di Indonesia dan satu di Manila (Filipina). MAPI juga berekspansi ke Singapura dan Malaysia dengan Converse dan Reebok.
"Ketangguhan perusahaan serta target pasar kami, mendukung MAPI untuk mencapai kinerja yang luar biasa di tengah ketidakpastian global.," katanya.
Kinerja perusahaan didukung oleh multi-channel retail model, yang diintegrasikan dengan MAPCLUB agar terhubung dengan pelanggan, yang mempererat hubungan dan meningkatkan penjualan di semua kanal. Selain itu, kanal digital ditargetkan akan terus mendukung gerai offline kami. Dengan meningkatnya penjualan di seluruh segmen bisnis,, kontribusi digital tetap stabil sebesar 9 persen dari total penjualan.
Platform omni-channel MAPI merupakan inti dari strategi kami. Semua platform penjualan terintegrasi, baik gerai offline, kanal digital, atau marketplace, sehingga mampu untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Perusahaan akan terus mengembangkan teknologi dan inovasi agar dapat memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen, sehingga menciptakan nilai untuk jangka panjang.
Pandemi membawa banyak tantangan dan kami telah merespon dengan pengembangan model bisnis perusahaan, sehingga memperkuat fondasi dan mempersiapkan MAPI untuk meningkatkan pertumbuhan di masa mendatang.
"Namun, kami tetap waspada terhadap tantangan ekonomi makro sehingga Perusahaan siap untuk melangkah lebih jauh," katanya.
Kinerja pesaing
Sebelumnya, emiten ritel pakaian, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) juga membukukan lonjakan laba bersih pada tahu lalu. Penjualan Matahari sepanjang 2022 mencapai Rp 12,4 triliun, tumbuh 20,7 dibandingkan tahun sebelumnya Rp10,3 triliun. Kenaikan penjualan juga diikuti pertumbuhan laba bersih perusahaan hingga 51 persen.
Manajemen perusahaan mengatakan, kenaikan ini salah satunya terdorong oleh kuatnya permintaan di awal 2022, Lebaran dan aktivitas belajar ke sekolah, seiring aktivitas masyarakat yang mulai kembali normal pasca pandemi. Kendati demikian, perusahaan juga sempat merasakan dampak inflasi pada Oktober-November.
Margin kotor Matahari sepanjang 2022 mencapai 35,7 persen, naik tipis dibanding tahun sebelumnya 35 persen disokong oleh produk baru dan berkurangnya program diskon. EBITDA tahun lalu tercatat Rp 2 triliun, tumbuh signifikan 50,9 persen dari tahun 2021.
Adapun, laba bersih perseroan tahun lalu tercatat Rp1,4 Triliun, tumbuh 51,5 persen dari tahun sebelumnya Rp913 miliar, bahkan sedikit lebih tinggi dibanding 2019 menandakan kinerja perusahaan mulai kembali ke level sebelum pandemi.
Sedangkan pada kuartal IV 2022, dampak inflasi pada Oktober dan November yang ikut berpengaruh terhadap penjualan, mampu diimbangi dengan kenaikan penjualan periode Natal sebesar dua digit, menghasilkan pertumbuhan penjualan sebesar 5,2 persen sepanjang kuartal tersebut.
“Kami berterima kasih untuk kerja keras rekan-rekan untuk kemajuan perusahaan. Basis profitabilitas pra-pandemi yang telah tercapai dan kami telah melakukan perpindahan ke fase baru pertumbuhan ke depan. Dengan menerapkan strategi kami secara ketat, kami perkirakan kinerja EBITDA Rp 2,3 triliun atau lebih baik di tahun 2023,” kata CEO Matahari, Terry O’Connor dalam keterangannya.
Sejumlah strategi yang perusahaan jalankan sepanjang 2022 diyakini berdampak positif terhadap kinerja perusahaan, seperti inisiatif perombakan format gerai premium telah berjalan dengan target pembukaan hingga 3 gerai pada 2023.