Ekspansi Pasar, AVIAN Kebut Pembangunan Pabrik Cirebon Senilai Rp750 M
Pabik ketiga AVIAN ini berkapasitas 225.000 metrik ton (MT)
Sidoarjo, FORTUNE - Emiten produsen cat PT Avia Avian Tbk (AVIA) mengejar pembangunan pabrik ketiganya di Cirebon, Jawa Barat. Pabrik yang dibangun dengan investasi Rp750 miliar ditargetkan rampung pada 2025 dan mulai beroperasi penuh di 2026.
Setelah beroperasi, pabrik ini akan memiliki total kapasitas produksi mencapai 225.000 metrik ton (MT) yang ditargetkan mampu melayani permintaan cat untuk wilayah Indonesia bagian barat.
"Selain itu, Cirebon letak geografisnya strategis, dekat dengan pelabuhan dan masih di daerah Jawa menjadi sentral bahan baku dan impor pun lebih mudah masuk, karena 50-60 persen raw material kami masih dari impor," kata Wakil Direktur Utama Avia Avian, Ruslan Tanoko di Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (11/10).
Setelah pabrik Cirebon beroperasi, secara bertahap perusahaan akan merenovasi pabrik lamanya di Sidoarjo. AVIA memiliki dua pabrik besar yang berada di Sidoarjo seluas 10,5 Hektar dan pabrik Serang seluas 3,7 Hektar.
Pabrik pertama AVIA didirikan pada 1978 di Sidoarjo memiliki kapasitas 213.840 MT, sedangkan pabrik keduanya didirikan pada tahun 1996 di Serang dengan total kapasitas sebesar 72.576 MT. Saat ini kedua pabrik AVIA beroperasi satu sampai dua shift per hari dengan lebih dari 1.500 karyawan.
Adapun, hal yang membedakan AVIA dengan perusahaan cat lainnya adalah integrasi vertikalnya yang mampu memproduksi bahan baku secara internal. AVIA sudah mulai memproduksi resin, bahan baku utama dalam proses pembuatan cat, sejak 1986.
Pada 1992, AVIA juga mulai berinvestasi pada produksi kemasan kaleng logam. Saat ini, AVIA mampu memproduksi sampai dengan 98 persen resin secara internal.
Sementara itu, sekitar 27 persen kemasan kaleng, 20 persen additives, dan 85 persen colorant juga mampu diproduksi sendiri. Kemampuan untuk memproduksi bahan baku secara internal ini akan mengurangi ketergantungan produsen ini terhadap pemasok.
Target pertumbuhan kinerja
Sepanjang tahun ini, perusahaan menargetkan kenaikan penjualan 8 hingga 12 persen menjadi Rp7,49 triliun. Ruslan mengaku, hal tersebut tidak mudah dicapai, dengan tantangan daya beli masyarakat dan kompetisi pasar cat yang ketat.
Untuk mencapai target pertumbuhan dan menjaga pangsa pasar yang kini mencapai 23 persen terhadap total industri, perseroan telah melakukan sejumlah strategi seperti memperluas pusat distribusi, ekspansi pasar dan meluncurkan produk baru untuk menyasar segmen tertentu.
Sepanjang 2022, AVIA meluncurkan sebanyak 12 produk untuk berbagai kategori produk. Pada semester pertama tahun ini, terdapat sebanyak 8 produk baru yang diluncurkan pada berbagai kategori produk solusi arsitektur, termasuk cat dinding, cat kapal, serta cat kayu dan besi. "Setiap tahun, sebagai panduan kami biasanya meluncurkan minimal 5 produk," kata Ruslan.
Perseroan masih akan fokus memasarkan produknya di dalam negeri, karena pasarnya yang besar. Segmen ritel menyumbang lebih dari 98 persen terhadap penjualan cat AVIA. Namun, perseroan mulai mencermati peluang-peluang pemasaran di sejumlah proyek-proyek BUMN, seperti untuk renovasi gedung, kantor cabang dan sebagainya.
Hingga semester I 2023, AVIA membukukan penjualan Rp3,5 triliun, naik 3,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Margin laba kotor AVIA tercatat sebesar 45,2 persen atau setara dengan Rp1,6 triliun, meningkat 14,5 persen dibandingkan semester pertama 2022 sebesar Rp1,4 triliun.
EBITDA juga meningkat signifikan sebesar 10,6 persen menjadi Rp 1,0 triliun, diikuti kenaikan laba bersih 3,9 persen menjadi Rp808 miliar.