Emiten Hotel Alila (BUVA) Akuisisi Saham Pengembang Hotel Mewah Rp112M
Akuisisi akan sumbang 29% terhadap kinerja konsolidasi BUVA.
Jakarta, FORTUNE - Emiten pengelola Hotel Alila, PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) akan mengakuisisi 92.875 saham atau 50 persen saham PT Bukit Savana Raya (BSR) senilai Rp112,2 miliar. Akuisisi ini diharapkan dapat memperluas cakupan bisnis dan ekspansi perseroan, khususnya ke segmen hotel mewah.
Adapun, transaksi pengambilalihan saham dilakukan pada 31 Januari 2024. "Objek dari transaksi yang dilakukan adalah 50 persen modal disetor dan ditempatkan dalam BSR yang dimiliki oleh PT Vasanta Indo Properti (VIP)," tulis Corporate Secretary BUVA dalam keterangannya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip Senin (5/2).
BUVA menjelaskan, BSR merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Perhotelan, dan sedang dalam proses pembangunan proyek hotel di kawasan Labuan Bajo, Nusa Tenggara
Timur. BSR mengembangkan properti hotel dengan konsep high end experiential luxury pada lokasi yang strategis dan unik dengan keindahan alam dan pemandangan serta desain yang ikonik.
Proyek hotel itu dibangun di atas tanah seluas 2,7 hektare. Dengan total 126 kamar beragai kategori, hotel tersebut juga akan dilengkapi sejumlah fasilitas seperti SPA, beach bar, kolam renang, private jetty, rooftop bar, restoran dan lain sebagainya.
"Hotel rencananya akan selesai dibangun dan beroperasi pada kuartal ketiga 2024," tulis manajemen.
Kontribusi pasca akuisisi
BSR diproyeksikan akan menghasilkan total pendapatan usaha sebesar Rp148,5 miliar pada saat hotel beroperasi penuh pada 2025. Hal ini diperkirakan bakal memberikan kontribusi sebesar 29,01 persen terhadap kinerja konsolidasi Perseroan.
"Tujuan akuisisi ini untuk melakukan ekspansi perusahaan dengan memiliki atau membuka hotel baru. Perseroan menilai BSR memiliki potensi keuntungan yang baik serta memiliki konsep high-end exclusive experiential luxury yang sesuai dengan strategi pengembangan hotel yang kami dijalankan saat ini," tulis manajemen BUVA.
Langkah ini juga menjadi bagian dari upaya diversifikasi portofolio aset perseroan yang saat ini masih terkonsentrasi di Bali. Perseroan juga melihat kesempatan bisnis di kawasan Labuan Bajo sedang berkembang pesat sejak ditetapkan menjadi salah satu destinasi pariwisata super prioritas.
Dengan demikian, akuisisi ini akan meningkatkan kesempatan Perseroan dalam mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas untuk konsumen domestik dan internasional.