ESSA Tebar Dividen Rp5 per Saham Senilai Total Rp86,13 Miliar
Jumlah itu setara 15,83% dari laba bersih 2023.
Fortune Recap
- ESSA Industries Indonesia Tbk setuju bagi dividen Rp5 per saham, turun dari tahun sebelumnya
- Pembagian dividen senilai Rp86,13 miliar, 15,83% dari laba bersih perseroan tahun buku 2023
- Presiden Direktur ESSA menekankan komitmen perusahaan untuk memberikan nilai dan manfaat jangka panjang yang stabil kepada pemegang saham
Jakarta, FORTUNE – PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) bergerak di sektor Energi dan Kimia melalui kilang LPG (Liquefied Petroleum Gas) dan pabrik Amoniak menyetujui pembagian Dividen sebesar Rp5 per Saham senilai Rp86,13 miliar. Jumlah itu setara 15,83 persen dari laba bersih perseroan tahun buku 2023 sebesar Rp543 miliar.
Hal ini telah disetujui oleh para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diselenggarakan kemarin, Rabu (21/3).
Jika dibandingkan tahun sebelumnya, dividen yang dibagikan pada 2023 lebih rendah. ESSA diketahui membagikan dividen Rp45 per saham atau total sebesar Rp775,21 miliar, jumlah itu setara 36,3 persen dari laba bersih tahun buku 2022.
Presiden Direktur ESSA, Kanishk Laroya mengatakan pembagian dividen perseroan yang konsisten menggarisbawahi komitmen perusahaan untuk memberikan nilai dan manfaat jangka panjang yang stabil kepada pemegang saham.
"Dengan kinerja perusahaan dan kemampuan kami yakin bisa menavigasi kondisi pasar sambil tetap menjunjung tinggi komitmen kami untuk menciptakan nilai dan manfaat untuk pemegang saham," katanya dalam keterangan resmi dikutip Kamis (21/3).
Menurutnya, rekam jejak operasional perseroan mampu menciptakan efisiensi. Perseroan juga melakukan evaluasi peluang pertumbuhan baru dan optimis dengan masa depan perusahaan menuju transisi menuju keberlanjutan.
Kinerja keuangan
Sepanjang tahun lalu ESSA mencatatkan penurunan kinerja keuangan disebabkan oleh sejumlah kondisi global. Laba bersih perseroan turun 75 persen secara tahunan menjadi US$34,6 juta atau sekitar Rp543 miliar (kurs Rp15.729 per dolar AS) pada 2023 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$138,8 juta seiring turunnya pendapatan dan harga amoniak.
Sepanjang tahun lalu, ESSA membukukan pendapatan sebesar US$345 juta, turun 53 persen secara tahunan (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$731 juta. Perseroan juga membukukan EBITDA sebesar US$123,3 juta, turun 65 persen (YoY) pada Tahun 2023.
"Penurunan pendapatan utamanya disebabkan oleh harga komoditas yang lebih rendah dan shutdown dalam rangka pemeliharaan terjadwal pabrik amoniak yang telah dilaksanakan pada kuartal I 2023. ESSA berkomitmen mencapai keunggulan operasional dan cost discipline," kata manajemen perseroan dalam keterangan resmi dikutip Senin (5/5).
Pada lalu, perseroan mencatat realisasi penurunan harga amoniak sebesar 54 persen (YoY) menjadi rata-rata US$412/metrik ton (MT).
Menurut manajemen, penurunan harga Amoniak sudah mulai terjadi pada awal tahun dan mencapai level terendah pada pertengahan 2023. Harga baru menunjukkan tren peningkatan di kuartal IV 2023.