Laba Bersih Astra International Susut 4%, Meski Pendapatan Naik
Grup Astra gencar aksi korporasi lewat akuisisi saham.
Jakarta, FORTUNE - Perusahaan konglomerasi, PT Astra International Tbk (ASII) membukukan pendapatan bersih konsolidasian grup pada semester pertama 2023 sebesar Rp162,4 triliun, meningkat 13 persen dibandingkan dengan semester pertama tahun 2022. Namun, laba bersih perseroan turun 4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Apa sebabnya?
Jika memperhitungkan penyesuaian nilai wajar, laba bersih Grup Astra menurun 4 peren menjadi Rp17,4 triliun jika dibandingkan semester pertama 2022, termasuk keuntungan nilai wajar sebesar Rp3,7 triliun atas investasi di GoTo dan Hermina. Sedangkan bila tidak menyertakan penyesuaian nilai wajar atas investasi, laba bersih perseroan mencapai Rp17,3 triliun, 20 persen lebih tinggi dibandingkan semester pertama tahun 2022.
Adapun, pertumbuhan pendapatan yang dicatat perseroan mencerminkan peningkatan kinerja dari hampir seluruh divisi bisnis Grup, terutama divisi otomotif, jasa keuangan, serta alat berat dan pertambangan
Presiden Direktur Astra International, Djony Bunarto Tjondro, mengatakan, Grup Astra mencatatkan kinerja yang cukup baik pada semester pertama tahun 2023, didukung oleh kinerja yang lebih baik dari hampir seluruh divisi bisnis. "Meskipun situasi perekonomian global masih menimbulkan sejumlah tantangan, kami percaya kinerja Grup Astra untuk sisa tahun ini akan tetap baik," katanya dalam keterangan tertulis, Sabtu (29/7).
Kontribusi bisnis otomotif
Pada semester I 2023, laba bersih divisi otomotif Grup meningkat 33 persen menjadi Rp5,7 triliun, yang mencerminkan peningkatan volume penjualan.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, penjualan mobil secara nasional meningkat 7 persen menjadi menjadi 506.000 unit pada semester pertama tahun 2023 . Hal itu tercermin pada penjualan mobil Astra yang juga meningkat 7 persen menjadi 278.000 unit, dengan pangsa pasar sedikit meningkat menjadi 55 persen.
Selama semester ini, ada sebelas model baru dan enam model revamped yang diluncurkan, termasuk model kendaraan battery electric (“BEV”), Lexus RZ, dan model hybrid electric (“HEV”), Toyota Yaris Cross.
Pada segmen roda dua, penjualan sepeda motor secara nasional tumbuh signifikan sebesar 43 persen menjadi 3,2 juta unit pada semester pertama tahun 2023 (data Kementerian Perindustrian).
Sedangkan penjualan Astra atas sepeda motor Honda yang meningkat 56 persen menjadi 2,6 juta unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu, di mana pada saat itu terdapat kendala produksi akibat masalah ketersediaan semikonduktor yang berdampak pada bisnis. Oleh karena itu, pangsa pasar pada semester ini meningkat dari 73 persen menjadi 80 persen selama semester ini, telah diluncurkan dua model baru dan tujuh model revamped.
Bisnis komponen otomotif Grup dengan kepemilikan 80 persen, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 85% menjadi Rp802 miliar pada semester pertama tahun 2023, terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari segmen pabrikan (original equipment manufacturer/OEM).
Jasa Keuangan
Laba bersih divisi jasa keuangan Grup meningkat 32 persen menjadi Rp3,8 triliun selama semester pertama 2023 dibandingkan dengan semester pertama 022, yang
disebabkan oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen dan alat berat.
Nilai pembiayaan baru pada bisnis pembiayaan konsumen Grup mengalami peningkatan sebesar 27 persen menjadi Rp59,8 triliun. Kontribusi laba bersih dari perusahaan Grup yang fokus pada pembiayaan mobil meningkat 36 persen menjadi Rp1,1 triliun, yang disebabkan karena jumlah pembiayaan yang lebih besar dan provisi kerugian pinjaman yang lebih rendah.
Kontribusi laba bersih dari Grup yang fokus pada pembiayaan sepeda motor, PT Federal International Finance, meningkat 30 persen menjadi Rp2,0 triliun, yang juga disebabkan jumlah pembiayaan yang lebih besar dan provisi kerugian pinjaman yang lebih rendah.
Total pembiayaan yang disalurkan oleh perusahaan Grup yang berfokus pada pembiayaan alat berat relatif stabil sebesar Rp5,7 triliun. Kontribusi laba bersih dari bisnis ini meningkat 112 persen menjadi Rp91 miliar, terutama karena pertumbuhan jumlah pembiayaan.
Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi dan Energi
Laba bersih divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi Grup meningkat 11 persen menjadi Rp6,9 triliun, terutama disebabkan peningkatan kontribusi dari bisnis penjualan alat berat dan kontraktor penambangan.
PT United Tractors Tbk (UNTR), yang 59,5 persen sahamnya dimiliki Perseroan, melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 8 persen menjadi Rp11,2 triliun. Secara volume, Penjualan alat berat Komatsu tumbuh 9 persen menjadi 3.100 unit. Pendapatan dari suku cadang dan jasa pemeliharaan juga meningkat.
Perusahaan kontraktor penambangan, PT Pamapersada Nusantara (PAMA), mencatat peningkatan volume pengupasan lapisan tanah (overburden removal) sebesar 20 persen menjadi 524 juta bank cubic metres dan produksi batu bara meningkat 18 persen menjadi 59 juta ton. Anak perusahaan UT di bidang pertambangan melaporkan peningkatan penjualan batu bara sebesar 11 persen menjadi 6,4 juta ton, termasuk 1,3 juta ton batu bara metalurgi.
PT Agincourt Resources, anak perusahaan yang 95 persen sahamnya dimiliki UT, melaporkan penurunan penjualan emas sebesar 24 persen menjadi 110.000 ons. Sedangkan pada Perusahaan kontraktor umum PT Acset Indonusa Tbk (ACST), melaporkan penurunan rugi bersih menjadi Rp55 miliar dibandingkan dengan rugi bersih Rp114 miliar pada semester I 2022.
Kontribusi bisnis lain
Pada divisi agribisnis, laba bersih grup ini menurun sebesar 55 persen menjadi Rp293 miliar, terutama disebabkan harga minyak kelapa sawit yang lebih rendah.
PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) melaporkan penurunan laba bersih sebesar 55 persen menjadi Rp368 miliar. Volume penjualan minyak kelapa sawit dan produk turunannya meningkat 18 persen menjadi 754.000 ton, meskipun harga minyak kelapa sawit menurun 24 persen menjadi Rp11.355/kg.
Sementara itu, divisi infrastruktur dan logistik Grup mencatat peningkatan sebesar 42 persen menjadi Rp502 miliar, terutama disebabkan oleh kinerja bisnis jalan tol yang lebih baik.
Grup mempunyai kepemilikan saham di 396km ruas jalan tol yang telah beroperasi sepanjang jaringan tol Trans-Jawa dan tol lingkar luar Jakarta. Pendapatan harian dari bisnis jalan tol tumbuh sebesar 7 persen selama periode ini.
Laba bersih PT Serasi Autoraya meningkat sebesar 6 persen menjadi Rp84 miliar, terutama karena marjin operasi yang lebih tinggi dan peningkatan 1% pada jumlah kontrak sewa menjadi 25.400 unit, walaupun kontribusi laba bersih dari penjualan mobil bekas lebih rendah.
Bisnis teknologi informasi Grup, yang dioperasikan PT Astra Graphia Tbk mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 113 persen menjadi Rp51 miliar, terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan dan marjin usaha.
Sedangkan pada lini bisnis properti Grup melaporkan penurunan laba bersih sebesar 7 persen menjadi Rp68 miliar, terutama karena laba bersih yang lebih rendah dari serah terima unit di Asya Residences dan Anandamaya Residences, yang sebagian diimbangi oleh peningkatan laba bersih dari serah terima unit di Arumaya Residence dan tingkat hunian di Menara Astra yang lebih tinggi.
Aksi korporasi
Sepanjang semester I 2023, Grup Astra cukup aktif melakukan aksi korporasi melalui anak usaha. Aksi yang dilakukan beragam di sejumlah sektor, dari pertambangan, properti hingga digital.
Pada Juni 2023, Grup melalui PT United Tractors Tbk, mengumumkan penandatanganan subscription agreement untuk mengakuisisi 19,99 persen saham di Nickel Industries Limited (“NIC”) dengan total nilai transaksi sebesar A$943 juta. Penyelesaian transaksi ini akan tunduk pada dipenuhinya beberapa persyaratan pendahuluan, termasuk persetujuan pemegang saham NIC berdasarkan Peraturan Pencatatan Australian Securities Exchange.
Masih di bulan yang sama, PT Astra Land Indonesia, mengakuisisi 96,92 persen saham di PT Jaya Mandarin Agung, pemilik Hotel Mandarin Oriental Jakarta dan pemilik lahan premium seluas 1 hektar di kawasan dimana hotel tersebut berada. Total nilai transaksi sebesar US$85 juta.
Di lini bisnis digital, Grup Astra melalui PT Astra Digital Internasional, menambah investasi senilai US$100 juta di Halodoc, platform ekosistem kesehatan digital terkemuka di Indonesia. Dengan demikian, total investasi Grup di Halodoc menjadi US$135 juta dengan kepemilikan sebesar 21,04 persen.
Terakhir, Grup Astra melalui PT Astra Digital Mobil, telah menandatangani perjanjian akuisisi 99,98 persen saham PT Tokobagus, perusahaan yang mengoperasikan
platform iklan baris dengan merek OLX. Sedangkan sisanya, 0,02 persen saham akan dibeli oleh PT Astra Digital Internasional. Penyelesaian transaksi ini akan tunduk pada dipenuhinya beberapa persyaratan pendahuluan.