Laba Dua Emiten Perkebunan Sawit Grup Salim Anjlok, Ini Penyebabnya
Laba bersih LSIP dan SIMP turun masing-masing 27 dan 39%
Jakarta. FORTUNE - Dua emiten agribisinis milik Grup Salim, yakni PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) atau Lonsum dan PT Salim Ivomas Tbk (SIMP) mencatat kinerja negatif sepanjang 2023. Laba bersih keduanya turun dua digit disebabkan oleh turunnya rata-rata harga jual komoditas sawit.
Lonsum misalnya, perusahaan agribisnis yang terdiversifikasi dengan komoditas kelapa sawit, karet, kakao, dan teh ini mencatat produksi Tandan Buah Segar (TBS) inti sebesar 1,18 juta ton pada 2023. Jumlah ini relatif stagnan dibandingkan tahun sebelumnya. Produksi minyak sawit atau CPO perseroan turun 4 persen secara tahunan (yoy) menjadi 294 ribu ton.
Akibatnya, Lonsum membukukan penjualan sebesar Rp4,19 triliun di 2023, turun 9 persen dibandingkan tahun sebelumnya, terutama disebabkan oleh turunnya harga jual rata-rata produk sawit (CPO dan produk Palm Kernel) yang sebagian diimbangi oleh kenaikan volume penjualan produk sawit seiring realisasi persediaan CPO akhir tahun sebelumnya.
Lonsum mencatat laba kotor sebesar Rp1,15 triliun (-23 persen), laba usaha Rp759 miliar (-37 persen) serta laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp762 miliar atau turun 26 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,03 triliun.
Terkait penurunan ini, Presiden Direktur Lonsum, Benny Tjoeng mengatakan sepanjang 2023, industri agribisnis menghadapi berbagai tantangan terutama dampak dari cuaca dan volatilitas harga komoditas.
Oleh sebab itu, Lonsum tahun ini akan berfokus untuk memperkuat posisi keuangan, mengendalikan biaya dan efisiensi. "Kami juga meningkatkan produktivitas, memprioritaskan belanja modal terutama pada kegiatan peremajaan kelapa sawit dan infrastruktur yang penting serta menjalankan praktik-praktik agrikultur yang baik secara berkelanjutan," katanya dikutip dari keterangan resmi, Jumat (1/3).
Kondisi cuaca dan kinerja SIMP
Seperti halnya Lonsum, perusahaan Grup Salim yang banyak bergerak di bisnis hilir sawit seperti pemrosesan minyak kelapa sawit serta pemasaran dan distribusi minyak goreng, margarin, lemak nabati dan produk turunan lainnya, yakni PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) juga mencatat penurunan kinerja keuangan pada 2023.
Produksi Tandan Buah Segar (TBS) inti SIMP turun 1 persen mencapai 2,78 juta ton, dibandingkan tahun sebelumnya, diikuti produksi CPO turun 4 persen (yoy) menjadi 708 ribu ton.
Alhasil, Grup SIMP mencatat penjualan sebesar Rp16 triliun di 2023, turun 10 persen terutama karena turunnya harga jual rata-rata produk sawit dan produk Minyak & Lemak Nabati (EOF) yang sebagian diimbangi oleh kenaikan volume penjualan produk sawit dan produk EOF bermerek.
Dengan kondisi ini, SIMP membukukan laba bruto sebesar Rp3,36 triliun (-28 persen), laba usaha Rp1,93 triliun (-34 persen) dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk Rp736 miliar atau turun 39 persen dari tahun sebelumnya.
Rasio pengungkit neto (net gearing) Grup SIMP pada 31 Desember 2023 membaik menjadi 0,16x dibandingkan 0,26x pada 31 Desember 2022.
Direktur Utama Grup SIMP, Mark Wakeford mengatakan Sektor agribisnis pad atahun lalu masih menghadapi berbagai tantangan, terutama dampak cuaca dan harga komoditas yang turun. "Produksi TBS inti kami dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang tidak mendukung serta kegiatan peremajaan kelapa sawit," katanya dalam keterangan dikutip Jumat (1/3).
Ke depan, Grup SIMP tetap fokus memprioritaskan belanja modal terutama pada kegiatan peremajaan kelapa sawit dan infrastruktur yang penting, peningkatan pengendalian biaya dan efisiensi, peningkatan produktivitas serta pengelolaan kegiatan operasi secara berkelanjutan.