MARKET

Fed: Tak Perlu Terburu-Buru Pangkas Suku Bunga

Laju inflasi Amerika Serikat telah mendekati target 2%.

Fed: Tak Perlu Terburu-Buru Pangkas Suku BungaIlustrasi : Gedung bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat. (Shutterstock/Paul Brady Photography)
15 November 2024

Fortune Recap

  • Gubernur Fed, Jerome Powell, menyatakan kinerja ekonomi AS baik dan inflasi mendekati target 2 persen.
  • Fed dapat mengambil keputusan hati-hati terkait pemangkasan suku bunga, dengan perkiraan dua kali penurunan suku bunga.
  • Powell mengisyaratkan inflasi tetap tinggi dalam beberapa bulan mendatang, namun perekonomian AS terus tumbuh pada laju yang kuat.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (Fed), Jerome Powell, mengatakan kinerja perekonomian AS baru-baru ini sangat baik, dan memberikan waktu untuk memantau laju inflasi.

Dia mengatakan bahwa inflasi semakin mendekati target Fed sebesar 2 persen.

Dengan kondisi seperti sekarang, pengambil kebijakan dapat mengambil keputusan secara hati-hati terutama dalam memangkas suku bunga.

"Perekonomian tidak mengirimkan sinyal apa pun bahwa kita perlu terburu-buru menurunkan suku bunga," kata Powell seperti dikutip dari Fortune, Jumat (15/11).

Para ekonom memperkirakan Fed akan mengumumkan pemotongan suku bunga seperempat poin lagi pada Desember nanti, setelah pemotongan seperempat poin minggu lalu dan pemotongan setengah poin pada September.

Namun, langkah-langkah yang diambil Fed setelah itu masih belum jelas. Pada September, pejabat bank sentral secara kolektif mengisyaratkan rencananya untuk memangkas suku bunga acuan sebanyak empat kali pada 2025.

Namun, para pelaku pasar Wall Street kini memperkirakan hanya akan ada dua kali penurunan suku bunga Fed.

Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden telah menaikkan imbal hasil surat berharga pemerintah AS. Ini merupakan tanda bahwa investor mengharapkan pertumbuhan yang lebih cepat tahun depan serta potensi defisit anggaran yang lebih besar dan inflasi yang lebih tinggi jika Trump memberlakukan tarif yang luas dan deportasi massal terhadap migran seperti yang telah dijanjikannya.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.