Fortune Recap
- Bappebti memeriksa Indodax setelah dugaan peretasan sistem transaksi kripto
- CEO Indodax, Oscar Darmawan, mengonfirmasi dugaan peretasan dan menjamin keamanan saldo pelanggan
- Pakar keamanan siber Teguh Aprianto menyebutkan kerugian transaksi ilegal mencapai lebih dari US$21,8 juta atau sekitar Rp335 miliar
Jakarta, FORTUNE - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) telah PT Indodax Nasional Indonesia (Indodax) setelah terjadi peristiwa dugaan peretasan pada sistem transaksi perdagangan kripto.
Indodax menyatakan tengah melalukan investigasi untuk menindaklanjuti dugaan tersebut.
Dalam keterangan pers, Kamis (12/9), Kepala Bappebti, Kasan, mengatakan Bappebti berkoordinasi dengan Indodax untuk mencari duduk perkara masalah tersebut.
"Saat ini Indodax sedang dalam proses investigasi terhadap sistem yang diduga mengalami peretasan tersebut,” ujarnya.
Kasan juga menjelaskan, Indodax kini tengah melakukan penutupan sistem secara menyeluruh untuk memastikan semua sistem beroperasi dengan baik.
“Untuk itu, Bappebti mengimbau masyarakat, khususnya pelanggan Indodax, agar tetap tenang dan tidak panik,” katanya.
CEO Indodax, Oscar Darmawan, membenarkan bahwa layanan perusahaannya diduga mengalami peretasan. Dia menekankan pihaknya masih melakukan penyelidikan dan pemeliharaan menyeluruh terhadap sistemnya.
“Selama proses ini, platform web dan aplikasi Indodax tidak dapat diakses. Namun, tidak perlu khawatir, karena kami pastikan bahwa saldo pelanggan akan aman, baik secara kripto maupun rupiah,” kata Oscar.
Pontensi kerugian yang dialami Indodax
Sebelumnya, informasi mengenai dugaan peretasan ini dibagikan oleh pakar keamanan siber, Teguh Aprianto, melalui akun pribadinya, @secgron, pada platform media sosial X.
Teguh membagikan sebuah tangkapan layar yang menunjukkan indikasi bahwa sistem Indodax telah diretas.
"Indodax, salah satu platform pertukaran kripto di Indonesia, diduga mengalami kebocoran dengan kerugian transaksi ilegal mencapai lebih dari US$21,8 juta atau sekitar Rp335 miliar," demikian posting Teguh tersebut.
Dalam cuitannya, Teguh juga menyebutkan bahwa insiden keamanan tersebut telah dikonfirmasi oleh Chief Technology Officer (CTO) Indodax.
"Hingga saat ini Indodax masih dalam status pemeliharaan (maintenance)," ujarnya.
Co-founder dan CTO Indodax, William Sutanto, menegaskan bahwa Indodax akan bertanggung jawab terhadap kerugian nasabah.
"Kami masih dalam proses investigasi kasus ini. Untuk pengguna Indodax tidak perlu khawatir karena Indodax akan menanggung kerugian atas kasus hacking ini. Your assets are SAFU," kata William pada akun X @WilliamSutant0, menyinggung akronim SAFU yang berarti secure asset fund for users.