Lahan Industri Laris Manis, DMAS Catat Prapenjualan Rp1,8 Triliun
DMAS telah menjual lebih dari 56 hektare lahan industri.
Jakarta, FORTUNE - PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS), mengantongi prapenjualan atau marketing sales senilai Rp1,87 triliun pada 2023 atau sekitar 4,10 persen lebih tinggi daripada target pada 2023 yabg mencapai Rp1,8 triliun.
Pada 2023, DMAS telah menjual lebih dari 56 hektare Lahan Industri dari total prapenjualan 68,53 hektare.
“Prapenjualan dari segmen industri yang merupakan segmen utama, tercatat sebesar Rp1,54 triliun atau berkontribusi sebesar 82,41 persen dari total prapenjualan yang dicapai oleh perseroan,” kata Sekretaris Perusahaan DMAS, Tondy Suwanto, dalam keterangan tertulis, Selasa (30/1).
Untuk segmen lainnya, pencapaian prapenjualan 2023 ini termasuk segmen komersial Rp57,05 miliar dan segmen hunian Rp47,99 miliar. Selanjutnya, DMAS juga mencatat prapenjualan dari sektor ventura bersama senilai Rp224,65 miliar.
Selama 2023, Tondy mengatakan berbagai macam sektor berkontribusi pada prapenjualan lahan industri perusahaan tersebut. Mulai dari sektor otomotif beserta turunannya dan sektor data center, ada pula sektor logistik, sektor makanan dan minuman, hingga FMCG.
DMAS juga mengembangkan kawasan hunian
Di samping geliat pengembangan kawasan industrinya, DMAS juga terus mengembangkan kawasan hunian dan komersialnya.
Pada area hunian, perseroan meluncurkan produk rumah tapak de Silva pada Maret 2023. Pada area komersial, sedang dibangun sebuah pusat perbelanjaan terbesar di Asia Tenggara.
Untuk mendukung self-sustained integrated township, perseroan terus mengembangkan pembangunan fasilitas dan infrastrukturnya.
Penambahan akses tol baru Jakarta-Cikampek (Japek) II, tepatnya pada KM 31 serta tol Japek I pada KM 42 akan terintegrasi langsung dengan kawasan transit oriented development (TOD) Stasiun Kotawana sebagai bagian dari Kereta Cepat Jakarta Bandung.
DMAS merupakan entitas Grup Sinarmas. Pemegang saham mayoritas dan pengendali DMAS adalah PT Sumber Arusmulia dengan porsi 57,28 persen, yang merupakan bagian dari Sinar Mas Land, dan Sojitz Corporation 25 persen, perusahaan general trading dari Jepang.