PGEO Mulai Bangun PLTP Lumut Balai 2, Target Operasi 2024
Proyek ini akan meningkatkan bauran EBT nasional.
Jakarta, FORTUNE - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk.(PGEO) memulai groundbreaking proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2 yang dilaksanakan pada Selasa (19/12) di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.
Proyek ini ditargetkan untuk beroperasi pada akhir 2024.
Direktur Utama PGEO, Julfi Hadi, mengatakan proyek Lumut Balai Unit 2 juga merupakan sebentuk langkah untuk menjadikan PGEO sebagai 1 GW-company. Proyek ini tergolong Proyek Strategis Nasional (PSN) berdasarkan Perpres No.3/2016 dan Permen ESDM No.40/2014.
“Setelah groundbreaking kami akan akselerasi ke tahap design engineering, pengeboran fondasi fluid collection and reinjection system (FCRS) serta persiapan jalur transmisi,” kata Julfi dalam keterangan yang dikutip Selasa (19/12).
Pembangunan PLTP Lumut Balai Unit 2 akan menambah kapasitas panas bumi di area Lumut Balai sebesar 55 MW, sehingga total panas bumi di wilayah tersebut menjadi 110 MW.
Julfi mengatakan proyek tersebut berpotensi mengurangi emisi hingga setara 581.784 ton karbon dioksida per tahun.
“Ini menjadi langkah perseroan dalam mendukung pemerintah mencapai target bauran energi nasional sebesar 23 persen pada 2025 serta net zero emission 2060,” kata Julfi.
Bekerja sama dengan Cina dan Jepang
Dalam kesempatan ini, Julfi menjelaskan proyek Lumut Balai Unit 2 ini dikelola melalui kolaborasi antara Indonesia dengan negara-negara Indo-Pasifik, yaitu Jepang dan Cina.
“Pertamina Geothermal Energy bekerja sama dengan tiga perusahaan dari Jepang, Cina, dan Indonesia, yaitu Mitsubishi Corporation, SEPCO III Electric Power Construction Co, Ltd. (SEPCO III), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. untuk mengembangkan proyek Lumut Balai Unit 2,” ujar Julfi.
Sedangkan dari sisi pendanaan, proyek ini telah mendapatkan stimulus dari Japan International Cooperation Agency (JICA) sebesar US$155 juta.
Selain Lumut Balai Unit 2, Pertamina Geothermal Energy juga tengah mengembangkan proyek panas bumi lainnya. Proyek tersebut antara lain Hululais (Unit 1 dan 2) sebesar 110 MW serta optimalisasi teknologi binary di area-area lama.